✄┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈┈
Langit telah berubah gelap, waktu kini menunjukkan pukul sembilan malam. Suara dorongan tiang infus mengisi kekosongan ruangan, sang empu berjalan kesana-kemari seakan tak betah jika hanya berdiam diri. Ia kadang berpindah duduk dari sofa ke tepi ranjang, dan mengganti-ganti saluran TV lantaran tidak tahu harus menonton siaran apa.
Entah mengapa Haekal menjadi rungsing, tak ada teman bicara membuatnya merasa sendirian. Ia tak ingin egois untuk meminta Dokter Diana tetap menemaninya di sini, memang dirinya siapa? Orang penting? Tentu bukan. Akan terasa berlebihan jika ia bersikap demikian.
Ah, seharusnya ia tidak boleh menjadi ketergantungan seperti ini.
Haekal membawa langkahnya menuju wastafel, kemudian ia membasuh wajahnya.
Tampilan dirinya dalam sebuah pantulan cermin terlihat suram. Lantas ia menyibak bagian poninya yang sudah panjang.
"Ini boleh aku kuncir nggak sih poninya? Gemes banget liatnya."
Haekal menggeleng kuat kala kalimat itu terngiang lagi.
Aishh!!
Ada apa dengan dirinya!?
"Lagi ngapain?"
Dokter Jeff tiba-tiba masuk ke ruangan dengan menenteng setumpuk origami di tangan.
"Bosen, kan? Sini bantu saya bikin origami burung bangau." ujarnya dengan santai duduk di atas sofa dan mulai menjejerkan origaminya.
Haekal mengerjap pelan.
"Kalo kamu berhasil bikin seratus origami burung bangau dalam waktu satu jam, besok pagi saya ajak jalan-jalan kemanapun kamu mau." tantangannya.
"Beneran, Dok?" tanyanya antusias.
Jeff mengangguk. "Sini, cepetan. Daripada kamu stress gara-gara nggak ada kegiatan."
Keduanya duduk di sofa dengan Jeff yang memberikan tutorial cara membuat burung bangau dari origami. "Gitu caranya. Ayo cepetan. Mau saya ajak ke luar nggak? Bikin origami bangau dulu seratus." ucap Dokter Jeff. Haekal menggaruk kepalanya, bukan karena gatal, melainkan pening. Sang empu yang kelewat jahil itu diam-diam tertawa kecil melihat Haekal yang nampak pusing.
__________________________
"Sembilan puluh sembilan."
"Seratus."
Jeffrey menyelesaikan bangau nya yang ke seratus. Sementara Haekal baru menyelesaikan dua puluh lima bangau.
"Capek?" tanya Dokter Jeff.
"Pegel."
Dokter Jeff tertawa geli.
"Dulu kalo pikiran saya lagi berisik, saya suka bikin ini. Lumayan mengurangi stress saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang 7 Anak Bapak [Sudah Terbit]
Fanfic[Buku tersedia di shopee Galeriteorikata, Chocovan, dan Sale Novel] Kata Bang Marko, jadi anak bungsu di keluarga Bapak Winarto dan Ibu Winarti adalah salah satu keinginan terbesar para abang. Maka dari itu, Jaidan selaku anak bungsu disuruh banyak...