-Hidup itu ibarat perjalanan, setiap tikungan tajam terdapat rintangan yang memaksa untuk dihadapi, kecuali jika Tuhan sudah mengatakan,
"Selamat, perjalanan panjangmu telah sampai di sini."-🥀
"Bang Jun, Nares kangen banget sama Bang Haekal.." pijatan pada kepala Bang Jun masih berlangsung, tatapannya menjadi sendu.
"Udah berhari-hari Bang Haekal nggak ada kabar, Nares jadi kepikiran Bang Haekal makan apa. Sedangkan, Bang Haekal nggak pernah mau makan kalo bukan Nares atau Ibu yang masakin."
"Bang Jun, sejujurnya, Nares masih sedih kaki Nares diamputasi. Tapi, kata Bang Jendral, Nares harus kuat."
"Bang Jun, Bang Jendral lagi pura-pura tegar, apa Nares juga harus pura-pura tegar?"
"Kalo ngeliat kondisi Cendana sama Jaidan bikin hati Nares sakit, Bang."
"Bang Jun, maaf, Nares cuma berani ngomong gini pas Abang lagi tidur. Semoga kondisi keluarga kita lekas membaik, ya, Bang.."
Disisi lain, kedua kakak beradik sedang memantau perkembangan dari sosok yang terbaring lemah.
Bip.. bip..bip.
Irama tenang dari monitor detak jantung mengisi keheningan dalam ruangan. Laki-laki berperawakan tinggi dengan berbalut jas dokter tampak memeriksa keadaan Bang Haekal.
"Sebelumnya, gue pernah bilang kalo dia butuh operasi katup jantung segera, terkait sama keadaannya yang urgent. Tapi, selama beberapa hari ini gue pantau, kondisinya semakin membaik."
"Jadi, maksud Kak Jeff?"
"Dia berhasil ngelewatin fase kritis disaat persentase hidupnya kecil. Agak sulit dipercaya, tapi benar nyatanya."
"Berarti, Haekal bisa sadar lagi, Kak?"
"Bisa, kalau dia mau ngelawan penyakitnya."
Diana menghela napasnya pelan.
"Aku sempat kepikiran sama omongan Jendral beberapa hari lalu." tutur Diana.
"Omongan apa?"
"Jendral bilang, katanya dia mau donor jantung buat adiknya,"
Kalimat Diana mengalihkan atensi Jeff yang sedang mengindentifikasi heart rate dan pulse rate pada monitor Bang Haekal.
Mata tajam itu memicing ke arah sang adik.
"Lo tau, kan, resiko donor jantung kalau si pendonor masih hidup?"
"Iya, aku tau. Makanya, waktu dia bilang kalau dia mau donor jantung buat Haekal, nggak aku respon sampai sekarang."---
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang 7 Anak Bapak [Sudah Terbit]
Hayran Kurgu[Buku tersedia di shopee Galeriteorikata, Chocovan, dan Sale Novel] Kata Bang Marko, jadi anak bungsu di keluarga Bapak Winarto dan Ibu Winarti adalah salah satu keinginan terbesar para abang. Maka dari itu, Jaidan selaku anak bungsu disuruh banyak...