**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
"Jalanku semakin dekat. Tapi aku tahu rintanganku semakin banyak."
~ Ailee‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
--
-
Waktu terus berjalan. Udara dingin semakin menyentuh wajah kedua manusia itu. Inilah saat ternyaman yang mereka sukai. Saat di mana mereka boleh bercerita segala hal tanpa harus menutupi satu sama lain. Meski mereka berada di tempat umum, meraka terus melanjutkan apa yang mereka bicarakan. Hanya saja menggunakan suara kecil. Sehingga mereka yakin tidak akan ada yang mendengar cerita mereka.
Ailee maupun Aaron memang sering berbincang seperti ini. Hanya berdua, dan membicarakan apapun yang telah mereka lakukan. Seolah kelelahan, mereka diam sementara. Mencoba mencari topik lain agar perbincangan mereka tidak terputus.
Aaron mengingat sesuatu. Apa yang telah terjadi akhir-akhir ini, membuat dirinya ingin membicarakan perihal itu lagi. Ingin sekali dia mengungkit hal itu kepada Ailee. Memberanikan dirinya, dia mulai bertanya. "Ailee, aku ingin mengatakannya lagi."
Perhatian Ailee terfokus pada Aaron sekarang. Sedikit bingung dengan apa yang dimaksud sahabatnya itu, ia bertanya. "Mengatakan apa?"
"Kamu melupakannya?" tanya Aaron. Ailee mulai berpikir, temannya ini kenapa? Tadi dia memintanya untuk menjauhi Vulcan. Kini apa yang diucapkan sahabatnya itu membuatnya bingung. Padahal biasanya Aaron akan mengatakan sesuatu tanpa basa-basi, aneh. "Maksudnya? Katakan dengan jelas, Aaron," pinta Ailee.
Aaron menghembuskan napasnya lama. Sedikit merasa kecewa karena Ailee melupakannya. Melupakan saat di mana Aaron menyatakan perasaannya.
Begitulah faktanya. Di malam sebelum mereka masuk ke dalam kaca itu. Aaron sempat menyatakan perasaanya kepada Ailee. Bukannya menjawab, saat itu Ailee justru berpamitan ingin pulang.
Aaron menatap mata Ailee. Dia mulai membuka mulutnya untuk mengatakan apa yang ingin dia katakan. "Kau tahu aku menyukaimu, kan? Jadi, apa jawabanmu?"
Ailee kembali mengingat mengenai hal itu. Saat itu ia memang sengaja mengalihkan pembicaraan karena merasa sangat terkejut. Ia kembali bingung memikirkan apa yang harus ia katakan.
Ailee menatap mata sahabatnya. Menatap nya dalam-dalam. Dan menghembuskan napasnya. Ia berkata, "Sungguh, aku tidak tahu harus menjawab apa. Itu, sangat tiba-tiba."
Bukannya merasa sedih, Aaron justru tersenyum. Sejak awal dia memang tidak ingin terlalu mempermasalahkan jawaban Ailee. Hanya, dia ingin mengetahui segalanya dari sisi Ailee.
"Tidak apa, aku hanya ingin tahu jawabanmu. Lagipula aku hanya ingin mengatakannya," jawab Aaron.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME TO ME, AILEE
FantasyAaron mengambil dan memperhatikan kaca itu. Melihat apa yang dilakukan sahabatnya, Ailee merasa sangat jengkel. Ailee berkata, "Letakkan saja, Aaron. Aku benci kaca itu." "Tunggu, liatlah! Wajah kita menjadi sangat berbeda di kaca ini. Ini..., kenap...