**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
"Setelah semua ini, aku masih mencintaimu. Tapi untuk kembali, aku benar-benar meragukan hal itu."
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
--
-
Sontak tubuhnya terdiam. Pikirannya dibayangi oleh seseorang yang begitu dia cintai sekarang. Namun, seketika segala ingatan mengenai hal manis mereka hilang saat Arvaz mengingat betapa tega istrinya meninggalkan dirinya.
Yang tadinya berupa tatapan rindu, kini berubah menjadi tatapan benci. Terlebih dirinya melihat Irish yang justru mengikuti Blaze untuk menyerang putri mereka. Arvaz merasa marah. Tanpa menunggu waktu lama, dirinya menggunakan sihir airnya untuk menyerang Blaze dari belakang.
Sontak serangannya membuat pria di depannya menoleh terkejut. Tanpa menunggu lama pula, Blaze menyerang Arvaz. Dia keluarkan sihir apinya, namun sihirnya itu diserang kembali oleh Arvaz. Hingga akhirnya Blaze membuat sebuah lingkaran api dengan Arvaz yang berada di dalamnya. Namun sayang sekali, api-api itu padam di saat Arvaz menyiram mereka dengan sihir airnya. Tidak hanya Blaze, para pengawal yang melihat itu spontan membantu tuannya melawan Arvaz.
Sementara Irish yang masih dirasuki oleh roh jahat itu. Terus tanpa henti menyerang putrinya sendiri. Ailee mencoba melakukan sesuatu yang lebih. Ia dorong ibunya sekuat mungkin dengan sihirnya. Hingga Irish terdorong ke pojok Ruang Keagungan.
Meski Ailee merasa tidak tega melakukan itu, tapi dirinya juga tak ingin membuang banyak waktu. Langsung ia ambil kalung permata milik Blaze dari kantongnya. Ailee mencoba mencari alat yang bisa ia gunakan untuk menghancurkan permata ungu itu.
Pandangan Ailee teralihkan saat dirinya melihat sebuah kapak yang terjatuh di lantai. Ailee berjalan mendekat, berusaha mengambil kapak itu untuk menghancurkan permata di kalung kaisar itu. Namun nahas, dirinya justru tersungkur ke depan saat merasakan serangan hebat dari belakang tubuhnya.
Benar! Irish alias ibu Ailee menyerangnya lagi. Ailee terjatuh hingga kepalanya terbentur pojok dinding dan mengeluarkan cairan merah tepat di lukanya itu. Saat dirinya terjatuh, kalung permata itu terlepas dari tangannya. Kalung itu jatuh ke lantai.
Ailee masih berusaha untuk mengambil kalung itu meski rasa sakit terasa begitu hebat menyerang kepalanya. Sementara Irish, ia bersiap untuk menyerang putrinya lagi. Saat serangannya sudah ia lepaskan, tiba-tiba serangan itu menyingkir ke arah lain. Hal ini karena seseorang datang dan mencoba membuat sihirnya pergi ke arah lain.
Orang itu adalah Vulcan! Semenjak semua pengawal di depan Ruang Keagungan mati. Dia dan Aaron mencoba menyusul Arvaz ke dalam. Kini, Vulcan tengah mencoba melawan bibinya itu. Sementara Aaron membantu ayah Ailee menyerang beberapa pengawal di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME TO ME, AILEE
FantasyAaron mengambil dan memperhatikan kaca itu. Melihat apa yang dilakukan sahabatnya, Ailee merasa sangat jengkel. Ailee berkata, "Letakkan saja, Aaron. Aku benci kaca itu." "Tunggu, liatlah! Wajah kita menjadi sangat berbeda di kaca ini. Ini..., kenap...