**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
"Akankah aku menemukannya? Atau justru aku kehilangan keduanya?"
~ Ailee
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
--
-
Tepat pukul 12 malam dua manusia itu pergi menemui Vulcan. Entah hal gila apa yang Ailee pikirkan hingga berani melakukan hal ini. Meski mereka Ailee tidak mengerti apa rencana yang dimiliki Vulcan hingga menyerang ayahnya saat itu. Tapi ia yakin jika Vulcan akan membantunya untuk menemui ibunya.
Setelah para pengawal itu membiarkan mereka, perlahan mereka masuk. Mereka melihat ke depan, mendapati pria yang mereka cari tengah tertidur. Mereka semakin dekat, dan perlahan Ailee memanggil nama pria itu dari sekat penjara. "Vulcan," panggilnya.
Hampir 5 kali Ailee memanggil pria itu, tapi Vulcan tak kunjung bangun. Kini, bukan lagi Ailee yang memanggil. Tetapi Aaron. Bukannya memanggil dengan suara perlahan. Dia justru memanggil dengan nada biasa. Tapi baguslah karena ini membuat Vulcan terusik dari tidurnya. "Vulcan," ucap Aaron.
Merasa terganggu dengan keadaan sekitar, perlahan Vulcan membuka matanya. Dia terbangun, dan menatap ke arah mereka berdua. Tentu dia terkejut. Kini pandangannya terfokus pada gadis di depan sekat itu. "Ailee," lirihnya.
Vulcan berdiri, berjalan mendekati mereka. Dari balik jeruji besi, dia memandang bingung ke arah mereka. Dia berkata singkat, "Apa?"
"Apa kau baik-baik saja di sini?" tanya Ailee kepadanya. Ailee pikir, dengan sedikit basa-basi akan membuat Vulcan mau untuk membantunya. "Kau mau apa?" tanya Vulcan tanpa menjawab pertanyaan Ailee.
Ailee paham, mungkin saja pria di depannya itu marah karena kejadian kemarin. Saat Ailee ingin membuka suara untuk berbicara kepadanya, tiba-tiba sekali sahabatnya langsung mengalihkan pembicaraan. Aaron berkata, "Kau ingin keluar dari sini, kan?"
Bukannya mengangguk atau mengatakan apapun, Vulcan hanya menatap mereka dengan rasa bingungnya. Sedikit dia kerutkan dahinya, menandakan kebingungan melanda pikirannya. "Bantu kami, lalu akan kami bantu agar keluar dari penjara ini," jelas Aaron singkat.
Pria yang mereka ajak bicara itu, justru terkekeh. Seolah menertawakan apa yang dikatakan Aaron itu. Vulcan menyeringai. Dia berkata, "Bagaimana jika aku ingin imbalan lebih?"
"Maksudmu?" tanya Ailee singkat.
"Katakan apa maumu?" balas Vulcan.
Vulcan tak ingin mengambil waktu lama. Sengaja agar dia segera menyelesaikan misinya. Meki dia yakin Ailee dan Aaron tidak akan setuju dengan syaratnya."Aku pernah mengatakan jika ayahku Arvaz dan ibuku Irish, bukan? Aku yakin kau mengenal ibuku," jelas Ailee. Benar jika kalian berpikir bahwa Ailee dan Vulcan adalah saudara sepupu. Ailee sempat menjelaskan itu kepada Vulcan saat mereka terdampar di Glacium. Tapi apalah pria itu, dia lupa dengan hal itu begitu mudahnya.
Mengingat apa yang Ailee katakan. Dia kembali terkejut. Kali ini dia kembali bimbang. 'Haruskah aku meneruskan misiku? Tapi dia...,' pikirnya. "Dengan kata lain kau sepupuku, kan?" tanyanya.
Ailee mengangguk, menyetujui apa yang Vulcan katakan. Tanpa menjawab dengan kalimat apapun, Ailee memilih menunggu Vulcan melanjutkan kalimatnya. "Dia bibikuAku, aku tidak tahu jika kau adalah putri bibiku. Aku juga tidak tahu jika bibi berurusan dengan pria itu," balasnya.
"Pria itu? Siapa yang kau maksud?" tanya Ailee.
"Ayahmu," balas Vulcan. Dari awal dia sedikit merasa kesulitan untuk melakukan misinya, karena Ailee adalah putri Arvaz. Ditambah sekarang mengetahui jika bibinya adalah istri pria itu, semakin sulit dia melanjutkan misi untuk membawa Arvaz kepada Blaze.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME TO ME, AILEE
FantasyAaron mengambil dan memperhatikan kaca itu. Melihat apa yang dilakukan sahabatnya, Ailee merasa sangat jengkel. Ailee berkata, "Letakkan saja, Aaron. Aku benci kaca itu." "Tunggu, liatlah! Wajah kita menjadi sangat berbeda di kaca ini. Ini..., kenap...