17✧Celaka

30 22 12
                                    

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

"Seharusnya aku tidak percaya padamu."
~ Ailee
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
-

-

-

Begitu fokus dirinya memikirkan nasib ayahnya dan gadis itu. Membuat dirinya tidak tersadar akan suara langkah seseorang yang tengah mengikuti nya sedari tadi. Vulcan terus melanjutkan langkahnya. Hingga dia berhenti saat seseorang berkata padanya. "Selamat datang kembali, cucuku!"

Mendengar itu, sontak Vulcan menoleh. Dirinya telah menduga siapa pemilik suara itu. Dan benar dugaannya, dia adalah Blaze. Kakek dari Vulcan itu sendiri.

Vulcan menghadap kepadanya. Tanpa mengatakan apapun, dirinya hanya menatap kakeknya itu. Hingga akhirnya Blaze berkata, "Jadi, kau tidak lupa dengan tugasmu, kan?"

Cukup dengan mendengar itu mampu membuat Vulcan kembali bimbang. Sungguh! Dia tidak tahu harus bagaimana sekarang.

Perlahan Blaze mendekat padanya. "Mana dia?" tanyanya tanpa basa-basi apapun.

Vulcan menghembuskan napasnya. Sepertinya dirinya akan memilih jalan tengah. Vulcan berkata, "Aku tidak tahu."

Jawaban macam apa itu? Tentu hal itu membuat Blaze langsung marah. Dari yang awalnya senyuman maut terpampang di wajahnya. Kini wajahnya itu berubah menjadi datar. Menandakan jika dirinya merasa emosi. Blaze bertanya, "Katakan! Di mana dia?"

Bukannya menjawab kakeknya itu. Vulcan langsung menggeleng. Dan dengan beraninya dia pergi meninggalkan kakeknya itu. Benar-benar hanya dialah orang Adurant yang berani melakukan hal seperti ini kepada Blaze.

Meski begitu, Blaze membiarkannya. Sejak tadi Blaze memang tidak sendirian. Dia ditemani oleh penasihat pribadinya, Ignis namanya. Blaze berkata, "Ignis, awasi dia!"

‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙

Kini, Ailee bersama dengan para emban lainnya tengah mendekorasi ruang kerajaan. Mereka semua melakukan ini, demi menyambut perayaan Ulang Tahun Kaisar besok.

Ailee tengah membawa beberapa bunga di wadah yang ia pegang. Dia membawa itu menuju ke Ruang Keagungan. Tempat di mana tiap acara kerajaan dilaksanakan.

Ailee berjalan sendirian. Karena dialah yang terakhir untuk membawakan bunga-bunga itu. Hingga langkahnya terhenti saat seseorang menyentuh pundaknya.

Ailee menoleh, menemukan Vulcan yang telah menyentuh pundaknya. Pertama, ia melihat ke arah sekitar. Hingga saat dirasa semua aman, ia berkata, "Ada apa?"

"Aku, aku harap kau tidak gegabah. Oh ya, sebentar lagi bibi tiba," ucap Vulcan. Mendengar hal ini, Ailee sedikit merasa bingung. Memangnya ibunya dari mana? Karena kebingungannya itu, ia memberanikan diri untuk bertanya. "Ibu dari mana?" tanyanya. Namun dirinya justru hanya mendapat gelengan dari Vulcan.

COME TO ME, AILEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang