**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*
"Yang dapat kita lakukan hanyalah menghadapi. Dengan menghindar tidak akan menyelesaikan apapun."
~ Lui
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
--
-
Matahari menyapa. Memunculkan sinarnya menandakan pagi telah tiba. Seseorang memasuki kamar itu, dia membuka tirai panjang dengan warna hijau itu. Membuat cahaya sang surya masuk ke dalam kamar gadis itu.Perlahan Ailee membuka matanya. Mendapati ayahnya sudah berada di kamarnya. "Selamat pagi, sayang, " sapanya. Perlahan Arvaz mendekat, dan mengelus puncak kepala putrinya.
Ailee membalasnya dengan senyuman manisnya. Dia merasa suasana hatinya kembali bahagia, disaat pagi harinya didapati hal seperti ini lagi. 'Akhirnya,' pikirnya.
Arvaz mendudukkan dirinya di pinggir ranjang putrinya. Dia berkata, "Bersiaplah, ayah ingin membawamu berkeliling," pinta Arvaz. Perlahan Ailee mengangguk. Menyetujui ajakan ayahnya itu.
Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Membuat 2 orang di dalam kamar itu mengerutkan dahinya seolah memikirkan siapa yang ada di depan sana.
"Masuklah," ucap Arvaz. Dia berpikir jika itu adalah para emban. Dan benar saja, saat pintu terbuka menampilkan beberapa wanita yang siap membantu mereka. Salah satu dari wanita itu berkata, "Maaf, Yang Mulia. Tuan Lui mencari Anda."
Mendengar itu, Arvaz mengangguk. Dia menyuruh mereka untuk kembali keluar dan menyampaikan kepada Lui bahwa dia akan menemuinya sebentar lagi. Arvaz menatap putrinya, dia tersenyum. "Jangan lupa untuk segera bersiap. Jika sudah selesai, temui ayah di depan," ucapnya sembari mengelus pipi putrinya itu.
Setelah Arvaz keluar, perlahan Ailee beranjak turun dari ranjangnya. Merapikan rambutnya, merapikan selimutnya, dan melihat kembali ke arah lukisan ayah dan ibunya itu. 'Mari bertemu, bu,' ucapnya dalam benaknya. Ailee bergegas membersihkan dirinya sendiri.
Beberapa menit kemudian ia menuju meja rias. Mempersiapkan dirinya untuk hari ini. Ia tersenyum, menatap wajahnya pada kaca rias itu. Ailee menoleh pada lukisan ibunya, perlahan ia ambil lukisan itu.
Kini, ia sedang berkaca sembari membawa lukisan ibunya. Mencoba menemukan di mana letak kemiripannya dengan ibunya itu. Wah, faktanya banyak sekali ke samaan di wajah mereka. Bentuk wajah yang kecil, hidung runcing, ditambah dengan mata hazel yang ia miliki. Membuatnya terlihat hampir seperti ibunya.
Ailee letakkan kembali lukisan ibunya. Perlahan ia berjalan menuju pintu. Tapi saat akan membukanya, ia berhenti melangkah. Dari dalam kamarnya, terdengar pembicaraan 2 orang di luar. Orang itu tidak lain adalah ayahnya dan Lui. Tanpa membuat suara apapun, ia berdiam diri. Dan berusaha mendengar apa yang mereka bicarakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
COME TO ME, AILEE
FantasyAaron mengambil dan memperhatikan kaca itu. Melihat apa yang dilakukan sahabatnya, Ailee merasa sangat jengkel. Ailee berkata, "Letakkan saja, Aaron. Aku benci kaca itu." "Tunggu, liatlah! Wajah kita menjadi sangat berbeda di kaca ini. Ini..., kenap...