06✧Malaprisons

88 55 56
                                    

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚ ˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*

"Tidak ada hasil yang mengkhianati usaha. Cobalah saja dahulu!"
~ Ailee
‧͙⁺˚*・༓☾ ☽༓・*˚⁺‧͙
-

-

-

Hampir lima menit Ailee menjatuhkan apel-apel itu. Suara demi suara semakin mencuri perhatian orang-orang di depannya. Salah satu orang itu menoleh, dan menegur Ailee. "Berhenti menjatuhkan buah itu! Kau pikir akan ada orang yang menolongmu, huh?"

Sontak suara itu membuat Ailee terkejut. Ia berhenti menjatuhkan apel itu. Tapi tanpa sepengetahuan orang-orang itu, ia menjatuhkannya lagi. Tapi kali ini berbeda! Bukan apel yang ia jatuhkan, melainkan anggur. 'Ukuran anggur yang kecil jika dijatuhkan pasti suaranya pelan juga,' pikirnya.

Hingga tibalah mereka bertiga di sebuah tempat. Tempat di mana bau bir tercium di mana-mana. Ingin sekali rasanya Ailee menutup hidungnya sekarang. Baginya, ini adalah bau yang sangat tidak enak.

Beberapa orang datang kepadanya, dan melepaskan ikatan tubuhnya. Mereka semua menyeringai. Berharap jika Ailee dapat memuaskan mereka.

Satu orang dari mereka mencoba melepaskan jubahnya. Tapi kali ini, Ailee menolak. Ia berteriak, "Berhenti!"

Mendengar tolakan Ailee, mereka semua tertawa. Tanpa basa-basi orang tadi langsung menarik jubah Ailee.

Jubah hijau itu terlepas, membuat sayap putih miliknya terpampang jelas. Dia benar-benar panik sekarang, dia sudah berpikir bagaimana jika mereka mengurungnya karena sayapnya itu?

Orang-orang itu tercengang melihat sayap milik Ailee. Tidak hanya bingung, mereka juga marah. Mereka percaya jika memiliki sayap di atas usia dua tahun adalah pertanda kesialan pada Erthermoor akan tiba. "Sayap? Siapa kau?" tanya mereka.

Perlahan Ailee melangkah mundur. Tapi beberapa dari mereka langsung menarik tangannya bermaksud ngin mengurungnya.

Entah bagaimana, keberanian datang dalam diri Ailee. Ia mencoba melepaskan diri; ia menggeliat, menendang tubuh mereka, hingga menggigit tangan yang memeganginya. Bayangkan saja, orang-orang itu ada banyak dan Ailee harus melawan mereka.

Sepuluh banding satu, perlawanan terjadi. Ailee cukup ahli dalam hal ini, karena ia mengikuti taekwondo saat di Bumi Manusia.

Perlawanannya semakin panas, orang-orang itu mulai menggunakan sihir mereka. Mereka memunculkan beberapa tumbuhan yang mampu mengikat, mendorong, dan menarik tubuh Ailee.

Hal itu membuat Ailee semakin tertantang. Ia menengadahkan tangannya, memunculkan sihirnya. Kobaran api mulai muncul, membakar dan menghanguskan tumbuhan tumbuhan yang akan mengikatnya. Ailee juga melawan siapapun yang menyerangnya dengan sihir apinya itu.

COME TO ME, AILEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang