19 - He is my boyfriend

423 29 2
                                    

Tolong jangan cuma menambahkan cerita punya saya ke daftar bacaan kalian dong kasih vote juga....








Setelah sampai di rumah sakit, Bianca langsung diperiksa oleh dokter. Wanita itu mengidap penyakit kekurangan gizi karena sering diet ketat hingga memuntahkan semua makanannya dengan sengaja karena takut gemuk. Belum lagi Bianca terus-terusan bersedih karena penolakan dari Theo sehingga penyakit wanita itu tidak bisa disepelekan begitu saja.

Theo dengan terpaksa menemani Bianca di rumah sakit sampai kedua orang tua wanita itu datang. Tuan dan nyonya Sastrawijaya sedang berada di Bekasi sehingga perlu waktu yang lumayan bagi Theo untuk menemani Bianca. Bukannya mau bersikap sok baik hanya saja Theo malas dengan sikap sinis orang-orang kalau dia meninggalkan Bianca begitu saja di rumah sakit. Memang sangat menyusahkan sekali perempuan ini padahal mereka sudah tidak bertemu selama 5 tahun lamanya.

Theo memutuskan duduk di sofa rumah sakit menunggu Bianca. Dia sempat memikirkan Veronica yang berpapasan dengannya di apartemen tadi. Wanita itu menatapnya dengan tatapan berbeda tapi Theo tidak bisa menangkap arti tatapan Vero tadi. Sungguh Theo paling anti harus menerjemahkan perilaku seorang wanita yang sulit untuk ditebak. Wanita adalah kamus berjalan yang sangat sulit dipahami.

Tak mau memikirkan wanita itu lagi, Theo memutuskan membaca koran karena bosan namun ponselnya tiba-tiba berbunyi. Ternyata Lingga menghubunginya duluan, entah apa yang temannya itu mau biasanya Lingga tak pernah menelepon Theo hanya sebatas mengirim pesan saja.

"Tumben banget lo hubungin gue... ada angin apa nih?" Ucap Theo tak mau berbasa-basi.

"Cih gue juga kalau gak kepaksa gak bakal hubungin lo.... gue bakal repotin lo soalnya gue dilaporin ke polisi sama si sinting Ramsay Aldebaran!" Balas Lingga sambil berdecih.

"Maksudnya lo mukulin CEO problematik itu Ling?"

"Exactly... lo pasti udah tahu juga kan lagian video gue viral banget di dunia maya!"

Theo mulai berpikir... Ramsay Aldebaran merupakan pria kaya yang suka melakukan kekerasan. Kasusnya sangat banyak tapi ayahnya yang seorang pengusaha batu bara selalu menyelamatkan dia dari jeruji besi. Tampaknya akan lumayan sulit menghadapi bedebah sinting macam itu.

"Hm... berani bayar jasa gue berapa emang?"

"Anjir sombong banget lo sialan!" Ucap Lingga sambil tertawa.

Setelah beberapa lama Lingga akhirnya menutup sambungannya. Bukan hal yang aneh juga jika CEO satu itu selalu ribut dengan banyak orang. Dengan terpaksa Theo membantu Lingga, meskipun pria berkulit hitam manis itu selalu bertindak semaunya tapi Lingga adalah satu-satunya sahabat Theo yang loyal.

"Bianca sayangku... ah maaf Theo apa om dan tante datang terlalu lama?" Tiba-tiba kedua orang tua Bianca datang tapi Bianca tak menyahut karena masih tertidur.

"Tidak.. tapi saya harus berangkat kerja jadi saya tak bisa berada di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama"

"Kalau begitu kami mohon maaf..."

Theo pamit kepada tuan dan nyonya Sastrawijaya, terlebih dia tak mau berbasa-basi dan mendekat. Lagipula sejak awal Theo tidak tertarik dengan rencana perjodohan kedua orang tuanya dengan Bianca sehingga dia tak mau capek-capek mencari muka pada orang tua wanita itu.





***********






Setelah membereskan semua barangnya di paviliun dekat rumah Azka, kini Vero merasa puasa dan lega. Bersama Azka Vero merasakan ketenangan luar biasa apalagi rumah mereka kini bersebelahan. Bahkan seolah tak mau membuang banyak waktu, apartemen Vero langsung dia jual saat itu juga. Beruntung ada yang mau membelinya dengan harga yang mahal.

Saat ini Vero dan Azka sedang makan malam di restoran mewah. Sebenarnya wanita itu tak mau Azka membuang-buang uangnya hanya demi makan malam tapi memang dasarnya orang kaya makan di restoran mewah bukan hal yang besar bagi Azka. Apalagi perut pria itu sensitif jika makan di kaki lima bisa-bisa Azka malah diare.

"Kamu harus jenguk Keysha soalnya dia masuk rumah sakit..." di tengah keheningan mereka, Azka memberi tahu Vero tentang kondisi sahabatnya saat ini.

"Hah? Bagaimana bisa ini terjadi?" Balas Vero kaget sekali karena dia tidak tahu apa-apa.

"Teman kamu itu terlibat skandal dengan Ramsay Aldebaran dan dia dipukuli dengan kejam..."

Vero tidak menyangka Keysha diperlakukan dengan kejam oleh seorang pria. Dia terlalu fokus pindahan hingga tak sempat melihat ponselnya. Sungguh Vero merasa menjadi teman yang buruk karena tidak tahu apapun tentang Keysha.

"Aku harus segera datang ke rumah sakit mas..." balasnya risau.

"Tidak sampai kita mengisi perut kita terlebih dahulu..."

Vero mulai membuang nafas panjang tapi apa yang diucapkan Azka itu benar. Dia bisa menjenguk Keysha setelah makan malam, tergesa-gesa bukanlah solusi yang bijak dan bersama Azka wanita itu merasa lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Mereka makan dengan penuh ketenangan dan setelah itu langsung menuju rumah sakit. Vero sudah menghubungi Keysha dan sahabatnya itu bilang kondisinya tidak terlalu buruk. Vero merasa sedikit lega karena dia sudah menganggap Keysha sebagai keluarganya sendiri. Terlebih Vero dan Keysha memang sebatang kara....

"Key kok bisa hal kayak gini kejadian sama elo? Terus gimana bisa lo malah terjerat sama si Ramsay.. elo tahu sendiri kan tuh laki pernah maksa maksa gue juga..." setibanya disana Vero langsung membombardir Keysha dengan banyak pertanyaan.

"Gue nyesel Ver.. gue kapok... gue diperlakukan kayak sampah dan terus dikata-katai jalang..." ucap Keysha lemah.

"Makanya mulai saat ini elo harus berhenti jual diri key... rezeki nggak bakal kemana kok.... lo gak usah terlalu ngejar-ngejar uang!!"

Mereka sampai di rumah sakit dan kedua orang itu langsung mengobrol namun membuat Azka sedikit tak nyaman karena obrolannya yang begitu frontal. Mereka terlalu asyik dengan dunianya sendiri hingga mengabaikan Azka yang serba salah diam disana.

"Ver lambe lo.. ada Pak Azka tuh..." Keysha mulai memperingati Vero.

"Hmm... ah ya... maaf ya mas soalnya udah lama aku gak ketemu Keysha jadi aku gregetan sama dia..."

"Mas? Gue gak salah dengerkan?" Tanya Keysha syok.

"Kita udah jadian Key... Mas Azka itu pacar gue..."





**************







Theo merasa lelah karena baru pulang ke apartemen di pagi hari. Dia juga entah kenapa sangat merindukan Vero dan langsung memencet bel apartemen milik wanita itu. Theo merasa Vero akan semakin jauh darinya dan mudah-mudahan hal itu tidak jadi kenyataan.

"Maaf anda siapa?"

Theo sungguh kaget karena yang membuka pintu adalah wanita yang tidak dia kenal. Pria itu mulai merasa tak enak karena firasatnya tidak salah.

"Anda sendiri siapa?" Balas Theo bingung.

"Saya pemilik baru apartemen ini.." ucap wanita itu singkat.

"Wait... what? Maksud anda pemilik lama apartemen ini menjualnya pada anda?"

"Itu benar.. saya baru satu hari menempati tempat ini kalau tidak ada keperluan lagi saya masuk dulu karena saya butuh istirahat..."

Theo sangat kaget bukan kepalang karena Vero pindah begitu saja. Bahkan wanita itu tidak memberinya kabar sedikitpun atas kepindahannya. Tangan Theo mulai terkepal karena emosi dan dia merasa dipermainkan oleh seorang wanita. Tidak bisa dibiarkan... wanita itu harus mendapatkan pelajaran namun sayangnya no Vero tidak dapat dihubungi hingga Theo menyimpulkan Vero telah memblokirnya.

"Ah sial!!! Beraninya kau mempermainkanku!!!"

Theo marah-marah di apartemennya dan dia mulai melempar botol minuman yang terbuat dari kaca hingga pecah karena tingkah Vero yang seenaknya. Tidak bisa dibiarkan.... wanita itu tidak boleh pergi dari jangkauannya.

"Brengsek!!!... lihat saja kau akan menyesal bermain-main denganku sayang...."

Theo sangat marah dan dia tidak akan membiarkan Vero berhasil pergi darinya walau seujung kuku.....




Bersambung......

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang