20 - A woman who need love

429 26 0
                                    

Mohon memberikan dukungannya... yuk ramaikan dan kasih komennya.....






Setelah pindah rumah, Vero telah menemukan kedamaiannya tak seperti saat dia masih di apartemen. Bersama Azka dia merasakan hubungan yang nyaman dan sehat, apalagi pria itu tak pernah memaksa Vero dan sampai saat ini Azka belum mencium Vero. Mereka hanya berpelukan dan saling mencium pipi, itu semua terjadi karena Vero ingin pendekatan yang pelan. Dia ingin hubungan mereka berjalan pelan tetapi pasti dan Azka menghargai itu.

Setelah dia pindah, sudah lama pula Vero tak bertemu Theo. Dia sedikit bersyukur karena sudah mengganti nomernya, tentu saja nomernya ini hanya Azka dan Keysha yang tahu. Bahkan Vero memutuskan tidak membagi nomernya pada Lingga karena pria itu teman baik Theo. Lebih baik dia mencegah sebisa mungkin segala bentuk komunikasi dengan Theo. Apalagi kemarin-kemarin pria itu terlihat mesra dengan seorang wanita yang entah kenapa Vero merasa sedikit emosional. Padahal terlibat hubungan dengan Theo saja tidak, murni hanya rekan ranjang. Vero harus bisa mengendalikan perasaannya dan dia yakin hanyalah perasaan sesaat saja karena Theo sempat memperlakukannya dengan baik.

"Melamun lagi baby?" Azka bertanya saat mereka sedang nonton film di rumahnya.

"Aku sedikit mengantuk jadi aku melamun, oh ya gimana kabar Lingga? Mas gak akan biarin dia di penjara kan?" Balas Vero lembut.

"Hm... tergantung.. kalau kasusnya ringan tentu kemungkinan dia takkan di penjara"

"Aku harap Lingga baik-baik aja, ya meskipun dia menyebalkan tapi kami sudah berteman cukup lama"

Azka membelai bibir Vero saat wanita itu masih mengoceh dengan lembut hingga wanita itu berhenti bicara. Sejauh ini Vero merasa nyaman bersama Azka karena pria itu bukan tipe pemaksa seperti Theo, ah mengingat pria itu hanya membuat Vero kesal dan merasa harga dirinya tidak ada sama sekali.

"May i?" Azka bertanya sopan.

"Okay... you can kiss my lips whenever you want" ucap Vero tak keberatan sama sekali.

Azka tersenyum dan matanya berbinar-binar, dia senang karena Vero sudah mengizinkannya untuk menyentuh lebih jauh. Tanpa membuang banyak waktu pria itu mencium Vero begitu lihai namun lembut hingga rasanya Vero mulai terbuai. Vero merasakan Azka mulai mengeksplor mulutnya dan wanita itu membalas ciuman Azka dengan tak kalah hebatnya.

Vero mendorong tubuh Azka karena kehabisan nafas saat ciuman mereka terlepas lalu Azka memindahkan ciumannya ke leher wanita itu dengan lembut dan tidak memberi tanda sama sekali. Azka sangat mengerti jika Vero adalah seorang model dan dia tak mau Vero kesusahan menutupi bekas love bite nya. Vero memiringkan kepalanya agar Azka bisa mencium lehernya dengan leluasa. Bahkan kini ciuman Azka sudah jauh dan semakin turun ke area dada dan kemeja Vero sudah terlepas. Vero bisa merasakan belaian Azka pada punggungnya.....

Tapi kemudian Azka mengentikan sentuhannya dan memeluk tubuh Vero erat. Saat ini dia tak mau terburu-buru dan ingin menikmati waktu bersama dengan tenang nan damai. Lagipula Azka tak ingin kekasihnya itu merasa tak nyaman saat bersamanya.

"Why stop?" Tanya Vero penasaran.

"Karena aku gak mau membuatmu berpikir jika aku hanya menyukai tubuhmu aku mau kamu berpikir kalau aku mencintaimu Vero...."

Vero tersenyum mendengar ucapan Azka bahkan dia terharu. Sejatinya Vero memang kekurangan kasih sayang apalagi dijual sejak belia dan dijadikan pelacur oleh mucikari gila yang tidak bertanggung jawab. Vero serasa mendapatkan oasis di padang pasir yang gersang saat mendapatkan perlakuan lembut Azka. Dia bahkan tidak peduli dengan cinta asalkan ada orang yang mau menyayanginya.

"Berjanjilah kamu akan selalu bersamaku selamanya mas..."

"Aku berjanji sayang...."




**********



Setelah Vero kabur tentu saja Theo belum ketemu lagi dengan wanita itu. Theo menjalani hari-hari dengan membosankan dan bekerja gila-gilaan di firma hukum. Apalagi kini Theo memiliki 30 klien yang minta agar kasusnya segera dituntaskan. Alhasil Theo lebih banyak tinggal di kantor daripada pulang ke apartemen, toh wanita yang dia senangi juga malah kabur!

Sudah 3 minggu lamanya Theo kehilangan jejak Vero dan selama itu pula pria itu merasa menjadi robot. Belum lagi maminya masih kekeuh menjodohkan dia dengan Bianca dan teman dekatnya Lingga saat ini masih terkena kasus dengan salah satu CEO gila yang doyan mempermainkan hati wanita. Lengkap sudah masalah dalam diri Theo yang membuat pria itu jenuh.

"Saya tidak berjanji bisa menuntaskan kasus anda dengan segera nona, saya bukan malaikat saya hanya pengacara biasa..."

Saat ini Theo sedang di kantornya untuk berbicara dengan salah satu klien. Dia kesal karena kliennya ini rewel dan banyak menuntut. Belum lagi bersikap bossy seolah Theo adalah pegawainya padahal justru wanita itu yang butuh jasanya.

"Kau itu pengacara mahal Tuan Theodore rasa-rasanya saya tak mau mendengar ucapan pesimis anda..."

"Ini bukan ucapan pesimis ini adalah kenyataan nona!!"

Theo merasa lelah karena mendapatkan klien yang problematik lagi. Dia harus mengurus kasus sengketa lahan antara seorang wanita muda dengan pamannya sendiri. Memangnya ada kasus yang selesai dalam waktu satu hari saja?

"Pokoknya saya tak peduli, anda harus membuat saya menang dalam kasus tersebut!!" Ucap wanita itu keras kepala.

"Kalau begitu berhentilah mengganggu saya nona karena saya harus bekerja!!"

"Jadi anda mengusir saya??"

Theo tidak merespon kliennya yang angkuh itu. Lagipula sudah untung kasusnya dibantu, setidaknya cobalah untuk bersabar.

"Abraham tolong kau panggil satpam dan amankan klien yang saat ini ada diruanganku!"

Detik itu juga Theo menghubungi sekertarisnya lewat telepon. Theo tak peduli jika sang klien mencapnya jelek karena memang kliennya satu ini sungguh berisik. Kalau terus direcoki seperti ini mana bisa Theo bekerja dengan maksimal.

"Kau pengacara gila tidak tahu diri!!!" Ucap klien tersebut karena diusir secara paksa oleh satpam.




*********





Dengan wajah lelah Theo memutuskan pulang ke rumah orang tuanya. Hal ini karena sang mami sungguh berisik dan mengancam Theo akan mencoretnya dari kartu keluarga jika anak tunggalnya itu tidak mau pulang. Semua kecerewetan sang mami membuat Theo kesal hingga akhirnya dia mau pulang. Tapi dalam perjalanan pulang Theo melihat Vero turun dari sebuah mobil mewah dan setelahnya dia berciuman mesra dengan seorang pria. Saat ditelisik ternyata pria itu adalah Azka yang merupakan teman lamanya.

Theo mengepalkan tangannya merasa emosi melihat kemesraan mereka, pantas saja Vero pergi dan menghilang dari dirinya kalau saat ini bersama Azka. Namun dengan otak encernya Theo mempunyai ide cemerlang, bahkan daripada memutuskan pulang Theo malah membuntuti kedua sejoli itu. Saat mobil itu berhenti, Theo baru sadar jika dia sudah masuk perumahan elit yang dekat dengan rumah orang tuanya. Ternyata Vero tinggal disini... begitu dekat dengan rumah mami papinya. Memang keberuntungan selalu saja berpihak pada pengacara kaya itu, dengan senyuman puasnya Theo segera putar balik dan pulang ke rumah orang tuanya dengan perasaan riang.

Theo memutuskan mulai saat ini dia akan tinggal di daerah sini. Bahkan isi otaknya mulai membuat sekenario alami agar pertemuannya dengan Vero terlihat tanpa sengaja. Sebut saja Theo manipulatif karena dia ingin memberikan pelajaran bagi wanita itu.... wanita yang berani meninggalkannya seorang diri dalam kegalauan.

Padahal dia sendiri sebagai pria yang tidak bisa memperlakukan Vero dengan baik dan memberi kepastian. Sejatinya tidak ada wanita yang ingin dipermainkan dan diperlakukan sebagai jalang.... apalagi dipaksa tanpa diberi kesempatan untuk memberitahu isi hatinya.



Bersambung......





Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang