14 - Ex girlfriend

601 26 0
                                    

Mohon untuk memberikan dukungannya......







"Kamu terlalu percaya diri Bianca, siapa pula yang masih mencintaimu?"

Theo memandang remeh Bianca karena wanita itu terlalu percaya diri dan berbangga diri pernah menjadi mantan kekasihnya. Padahal dia sudah kehilangan perasaannya pada Bianca dan wanita itu tak lebih hanya mantan pacar yang sudah lama dia lupakan dalam ingatannya. Lagi pula dalam ingatan Theo, Bianca hanyalah wanita tak punya harga diri.

"Kamu yakin?"

Tak menyerah, Bianca mulai menggoda Theo dengan mengelus dada bidang pria itu di luar bajunya. Theo mulai mengangkat alis dan segera melepaskan Bianca dari pangkuannya. Sungguh dia merasa jijik dengan Bianca karena begitu tak tahu malu datang lagi ke hidupnya. Padahal di masa lalu wanita itu begitu hina menurut Theo karena selingkuh dengan sahabat pria itu sendiri.

Theo pernah berpikir apa kurangnya dia sehingga Bianca bisa berselingkuh dengan pria lain. Mirisnya lagi Bianca berselingkuh dengan teman dekat Theo yang sudah dipercaya selama bertahun-tahun lamanya. Namun setelah insiden itu mereka tentu saja saling menjauh dan menjadi musuh.

"Aku sibuk bisakah kau keluar?" Ucap Theo begitu kasar.

"Besok tentu saja aku akan datang lagi dan takkan menyerah begitu saja padamu honey.." ucap Bianca tak mau menyerah.

"Cih datanglah sesukamu karena aku tak peduli!!!"

"Bersikaplah lemah lembut pada wanita sayangku..."

Dengan percaya diri Bianca mulai memakai kacamata hitamnya dan dia meninggalkan ruangan Theo. Tapi dengan sengaja Bianca berjalan dengan berlenggak lenggok apalagi dia hanya memakai dress minim berharap Theo akan tergoda. Tapi boro-boro melihat tingkah Bianca, pria itu malah sibuk dengan berkas perkaranya yang akan sidang besok. Tampaknya Theo akan begadang malam ini karena mempersiapkan strategi apa yang akan dia pakai besok. Sungguh dia tidak berminat sama sekali pada Bianca, lagi pula saat ini Theo mempunyai Vero yang bisa memuaskannya.

Terlebih menurut Theo wanita di sebelah apartemennya jauh lebih menarik dan menggoda. Ah mengingatnya saja Theo jadi tersenyum tipis karena Veronica begitu erotis dan seksi apalagi saat wanita itu terangsang. Tampaknya otak pria itu sudah gila karena dia terus-terusan mengingat adegan panasnya dengan Veronica. Dengan semangat Theo menyelesaikan pekerjaannya dan ingin segera pulang agar bisa bertemu Vero.



**********





"Pa Azka saya tahu jika bapak menyukai saya tapi saya sungguh membutuhkan waktu untuk berpikir...."

Vero merasa canggung karena Azka mulai melakukan pendekatan yang masif. Pria itu mengajak Vero untuk pulang bersama namun sebelumnya mereka mampir dulu di sebuah resto untuk makan malam. Vero mengakui jika Azka itu tampan namun wanita itu tak nyaman jika bosnya seperti ini. Segala hal yang berjalan terlalu cepat membuat Vero takut.

"Hey aku hanya mengajakmu untuk pulang bersama dan makan malam bukan mengajakmu untuk menikah.." ucap Azka membela diri.

"Baiklah... tapi sebenarnya saya merasa canggung...." ucap Vero pelan.

"Kalau begitu kamu harus membiasakan diri karena aku akan terus mengantarmu pulang setiap hari sehabis bekerja" ucap Azka tersenyum ramah.

"Ini berlebihan..."

Karena omongan Vero sama sekali tak didengar Azka, akhirnya wanita itu menyerah dan mengikuti semua kemauan pria itu. Apalagi Vero sungguh lapar karena sedang program diet alhasil dia makan malam dengan lahap. Terlebih menu makan malam yang disajikan adalah seafood asam manis yang membuat siapa saja tergiur

"Oh my god saya lapar sekali ah sudahlah persetan soal diet!" Ucap wanita itu akhirnya menyerah.

Di depannya Azka tersenyum melihat tingkah Vero yang begitu lucu dan manis. Sepertinya keputusan dia untuk melakukan pendekatan secara ugal-ugalan dengan Vero adalah hal yang benar. Ah Azka jadi tak sabar menjadikan Vero sebagai miliknya!

"Makanlah yang banyak tak usah pedulikan soal diet" ucap Azka lembut.

Vero tidak menjawab ucapan Azka dan terus makan dengan lahap. Wanita itu bahkan sama sekali tak menjaga imejnya dan bersikap apa adanya yang membuat Azka semakin menyukai Vero. Azka juga baru sadar kalau Vero hanyalah wanita polos yang dibalut dengan topeng angkuh.

"Bagaimana sudah kenyang?"

"Ya pak Azka terimakasih atas makan malamnya yang enak...."

Vero begitu puas dengan makanan yang disajikan untuknya karena begitu lezat. Tentu saja soal makanan enak bukan hal yang sulit untuk Azka karena dia punya banyak uang. Kalau Vero mau tentu pria itu akan mentraktirnya setiap hari.

"Ini sudah malam... ayo ku antar kamu pulang..."




*********




Karena merasa jenuh di kantor akhirnya Theo memutuskan pulang ke apartemen saja. Dia akan begadang malam ini sambil ditemani dengan secangkir kopi dan rokok di balkon apartemen. Namun sialnya dia harus membeli rokok ke minimarket di lantai dasar karena stoknya habis.

Saat keluar pintu apartemen Theo melihat Vero diantar oleh seorang pria. Karena penasaran Theo pun mencari tahu siapa yang mengantar wanita itu malam-malam begini.

"Theo? Elo tinggal disini juga?"

Ternyata pria itu adalah Azka teman lamanya yang tak begitu akrab dengan Theo. Jika Azka menyapa dengan ramah berbeda dengan Veronica yang malah membuang muka. Sepertinya wanita ini sangat suka sekali metode tarik ulur ucap Theo dalam hati. Bisa-bisanya wanita itu terlihat dekat dengan Azka dan Theo jelas tidak suka.

"Yup gue tinggal di apartemen sebelah!!" Ucap Theo basa-basi.

"Hm.. sempit banget yah ternyata dunia ini...."

"Pa Azka mau mampir dulu atau pulang aja?"

Saat Azka beramah tamah dengan Theo, Vero malah menyela obrolan mereka. Akhirnya Azka memutuskan mampir ke apartemen Vero dan Theo mulai berdecih karena wanita itu tampaknya sangat berani dengannya.

Padahal berkali-kali Theo mengatakan kalau Vero adalah miliknya seorang. Namun malam ini dia malah membawa seorang pria ke apartemennya. Rasanya kepala dia mulai mendidih... Theo tak suka berbagi dengan pria manapun dan dalam diam pria itu marah.

Akhirnya Theo membeli 1 lusin rokok dan berbagai soft drink. Entahlah rasanya suasana hati pria itu sedang buruk karena melihat pemandangan tadi. Tidak bisa dibiarkan... wanita itu harus diberi pelajaran!!



***********



"Aku sudah bilang kamu itu milikku apa kamu sama sekali tidak mendengarnya?"

Setelah Azka pulang, Theo kembali memojokkan Vero. Awalnya Vero tidak membuka pintu apartemen saat Theo memencet bel. Namun pria itu tak kehilangan ide karena dia melompat ke balkon Vero yang ada di sebelah kamarnya. Beruntung pintu balkon tidak Vero kunci sehingga Theo bisa masuk apartemen wanita itu dengan leluasa.

"Lepas aku bukan milikmu sialan!!" Ucap Vero marah.

"Aku tidak suka berbagi nona... jadi tolong buka kakimu hanya untukku, paham?"

Vero memberontak dan mulai menjauh namun Theo membawa wanita itu bak karung beras dan membawanya ke kamar. Vero terus berteriak karena tindakan Theo yang gila tapi percuma saja karena takkan ada yang mendengarnya.

Dengan kasar pria itu meletakan Vero ke kasur dan dia mencium bibir wanita itu secara membabi buta. Theo sangat kesal karena Vero sangat sulit diatur. Di sisi lain wanita itu ingin melepaskan diri namun kesulitan karena tenaga pria itu yang besar.

Ciuman mereka terlepas karena Vero menggigit bibir pria itu. Theo menyeringai karena Vero ternyata benar-benar ganas.

"Menggigit huh?" Tanya Theo sambil tersenyum miring.

Tidak mau kalah Theo mulai mencium leher wanita itu dan memberikan gigitan di beberapa tempat. Pria itu berusaha merubuhkan pertahanan Vero dengan mencium tubuh wanita itu intens terus ke bawah dan desahan mulai keluar dari mulutnya.....



Bersambung.....

Mr Lawyer Wants MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang