Chapter 12

6.4K 251 1
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow, vote dan komennya! Instagram : @ffyah18___ Tiktok : @Wattpadpi_

....

"Happy reading"
.
.
.
.

Mengawali pagi hari ini dengan berjoging dihari weekend. Pasangan halal ini sudah berada diluar pesantren yang cukup jauh dari sana, tak terasa, terus berjalan sampai lupa tempat sebab keduanya sembari mengobrol random.

"Saya kira, kamu itu pendiam, ternyata nggak. Banyak obrolan yang membuat kita menjadi nggak canggung." ucap Ali disela-sela mereka berjalan.

Fatimah menoleh dan menatapnya sinis, membuat Ali menyengir. "Maksudnya aku."

"Asikku hanya untuk orang-orang tertentu, begitupun dengan pendiamnya. Aku asik kalo sama orang yang asik juga diajak ngobrol, begitupun sebaliknya."

Ali mengangguk. "Berati aku asik, ya?"

Fatimah mengedikan bahunya. "Maybe."

"Oh, iya. Hari ini kita ke rumah Bunda, ya. Kita silaturrahmi."

"Boleh aja." ucap Fatimah membuat Ali tersenyum. Lelaki itu kemudian berhenti berjalan dan diikuti oleh Fatimah.

"Kenapa berhenti?" tanya Fatimah, keduanya saling berhadapan.

Ali menghela nafasnya, tangannya perlahan menyentuh wajah perempuan ini membuatnya terkejut.

"M-mau ngapain?!" tanya Fatimah memejamkan matanya. Sedangkan Ali fokus menatapnya, lalu membenarkan rambut Fatimah yang keluar.

"Rambut kamu kelihatan, bukan apa-apa." ucap Ali yang juga mengelus wajah Fatimah yang keluar keringat. "Kamu keringatan banget."

Sedangkan Fatimah hanya bisa terdiam, suaminya itu benar-benar act of service, membuat gadis ini meleleh seketika. Sebab, baru pertama kali ia disentuh oleh laki-laki, walaupun dirinya bukan wanita baik, tapi tak pernah berpacaran, sebab menurut Fatimah membuang waktu.

"Emang boleh seromantis ini?" batin Fatimah sembari menatap suaminya yang fokus mengelap keringatnya.

Setelah selesai, Ali tersenyum dan menatap Fatimah yang juga menatapnya. "Sudah, ayo lanjut."

Fatimah hanya terus menatapnya tanpa berkedip. "Ayo lanjut." ucap Ali sekali lagi.

Kemudian ia menghela nafasnya, dan menangkup kedua pipi istrinya. "Ning Fatimah Khanza Faradhia?!"

Sontak Fatimah langsung sadar dalam ketidak sadarannya ini, ia kemudian melepaskan tangan Ali yang menangkup pipinya. "Apa sih, Mas." gadis ini membuang mukanya.

"Nggak sopan banget pegang-pegang pipi aku."

Ali tersenyum. "Kamu tahu nggak, sunnah sunnah suami terhadap istri?"

Fatimah kembali menoleh dan menaikan satu halisnya. "Apa?"

"Mengajak jalan-jalan malam, berpegangan tangan, sering membelai istri, menemani istri ketika sakit, disisir rambut oleh istri, mandi bersama istri, sering mencium istri, makan sepiring dan minum segelas berdua, mengajak istri ketika safar, membantu pekerjaan rumah, satu selimut dengan istri."

Fatimah mengangguk anggukan kepalanya paham, lalu menaikan satu halisnya. "Jadi?"

"Jadi, nggak seberapa kalo cuman pegang-pegang istri."

"Oh, Mas belum melakukan itu semua ke aku."

"Yang mana?"

"Mandi bersama istri."

IMAMKU GUS PONDOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang