04. ALESHA

322 15 2
                                    

Sepulang dari rumahnya, Alesha memutuskan untuk mampir ke makam mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepulang dari rumahnya, Alesha memutuskan untuk mampir ke makam mamanya. Ya, dia sangat merindukan mamanya itu.

Dengan langkah pelan, Alesha mulai memasuki area yang dipenuhi gundukan tanah itu sambil menendang kerikil ditanah. Perasaannya gelisah. Gadis itu berkeringat dingin. Bahkan bibirnya terlihat sedikit pucat, dia perlu banyak keberanian sebelum memasuki area pemakaman lagi.

Alesha masih belum merelakan kepergian mamanya. Hatinya sangat sakit saat, mengingat kejadian yang membuat mamanya meninggal.

Flashback dua tahun yang lalu.

"M-mas, di-dia siapa?" Tanya seorang wanita yang berumur tiga puluh delapan tahun, meskipun sudah berkepala tiga dia masih terlihat cantik.

"Dia istri baru saya, kedatangan saya kesini untuk meminta kamu menanda tangani surat perceraian, ini." Jawab Pria yang berumur empat puluh tahun, meskipun begitu dia masih terlihat tampan.

Kemudian pria itu memberikan surat dari pengadilan agama itu, kepada istrinya. Wanita yang di berikan surat percerian itupun masih syok saat mendengar ucapan dari suaminya. Ralat, sebentar lagi akan menjadi mantan suami jika dia menanda tangani surat itu.

"M-mas, dewa apa maksud kamu? Terus gimana sama anak-anak, kita? Mereka masih butuh peran sosok ayah, mas." Ya, pria yang mengajukan surat dari pengadilan agama tadi adalah Dewa Alexander dan wanita yang menerima surat itu adalah Yeera Adita Wiraguna. Mereka adalah orang tua dari Raihan dan Alesha.

Pria itu dengan gampangnya berkata, "ya, kamu tinggal cari suami baru aja, dan jadiin ayah buat mereka." Ujarnya.

Yeera, wanita itu menggelengkan kepalanya tidak percaya, bisa-bisanya seorang ayah berujar dengan gampang menyuruhnya sebagai seorang ibu untuk menggantikan perannya sebagai seorang ayah, oleh orang lain.

"Mereka butuh ayah kandung mereka disisi mereka, mas. Bukan orang lain, gara-gara jalang ini, kamu rela meninggalkan anak-anak, kamu." Sahut Yeera dengan nada tak percaya.

"Dia bukan jalang, dia adalah Nadia Erlangga mantan kekasih saya dimasa lalu, dan sekarang dia adalah istri saya." Ucapnya dengan lantang.

Seorang gadis dan laki-laki yang berdiri didepan pintu yang mendengar perkataan pria itu, mematung. Mata mereka memanas menahan air mata yang ingin keluar.

"M-maksud, papa apa?" Sahut gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Papa, pasti bohongkan, pa? Papa gak mungkin nikah lagi, terus ninggalin mama dan kami, kan?" Tanya seorang laki-laki yang tadi datang bersamaan dengan gadis itu.

"S-sayang, kalian udah pulang, kok kalian gak kasih tau mama sih? Kalau gitu, kan mama bisa jemput kalian ke bandara." Ujar Yeera kepada kedua anaknya. Ia berusaha mati-matian untuk menahan tangisannya yang sebentar lagi akan pecah. Ia, tidak ingin anak-anaknya itu merasakan sakitnya.

ALESHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang