⋆˚࿔ Ten 𝜗𝜚˚⋆

1.8K 107 5
                                    

⋆.˚✮✧⁠◝⁠(🐶_🐰_🐶)⁠◜⁠✧✮˚.⋆

"Ga mungkin kalian ga tau kenapa ga ada yang mau temenan sama gue dan Aizar" Ujar Kaisar dengan tatapan kosong.

"Tapi kita beneran ga tau" Sahut Haekal disertai wajah bingung dari ketiganya.

"Tanya anak lain, mereka pasti tau" Kaisar beranjak dari tempatnya.

Kisah berakhirnya pertemanan Kaisar dan Aizar tak mungkin anak anak di sana tak tahu. Mungkin ada yang tak tau, tapi mereka tetap enggan berteman dengan mereka karena ekspresi mereka yang sangat tidak ramah.

Yang tau mungkin lebih banyak yang menjauh dan beberapa dari mereka juga mengambil kesempatan untuk memanfaatkan keduanya dengan berpura-pura berteman dan baik di hadapan si kembar.

Tapi siklus pertemanan si kembar tetap sama seperti pertama kali mereka kehilangan tiga sahabat baik mereka. Berteman, bermain, dikeluarkan, seperti itu selama mereka SMP bahkan di SMA juga beberapa kali itu terjadi.

Hingga ketika mereka memutuskan untuk menutup diri dari teman temannya yang lain, menjauh, tak merespon yang mengajak berkenalan dan berakhir hanya berdua sampai detik ini. Mereka trauma akan pertemanan.

Tidak, bukan pertemanan yang membuat mereka takut. Tapi Papa mereka, mereka tak mau jika siklus menyedihkan itu terulang pada temannya yang lain.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_☆_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Nael belum pulang?" Tanya Kaisar pada maid.

"Kenapa?"

Bukan tersebut yang menjawab, tapi Nael nya langsung yang menjawab. Ia tampak menuruni tangan dengan pakaian santainya dan tas selempang yang berwarna hitam.

"Mau kemana?" Kaisar kembali bertanya saat melihat Nael memakai sepatunya seraya duduk di sofa.

Nael menoleh sebentar lalu berdiri usai memakai sepatu.

"Nganter makanannya Aizar"

"Ikut!"

"Terserah"

Kaisar berlari ke atas, ia memasuki kamarnya lalu mengganti pakaiannya dengan cepat.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_☆_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Mau beli makan ga?" Tawar Nael yang tengah menyetir mobilnya menuju rumah sakit tempat Aizar di rawat.

"Boleh"

Nael mengangguk pelan, kepala menoleh ke kanan dan ke kiri mencari tempat makan yang dapat ia datangi. Beberapa saat kemudian, ia menepikan mobilnya dan memarkirkan mobilnya di depan tempat itu.

Kaisar hendak turun namun di tahan oleh Nael. Ia bilang, biar ia saja yang turun dan membeli makanan untuknya. Nael terlihat peduli, namun ekspresi wajah tak tampak seperti biasanya yang ceria dan memancarkan aura positif.

Ia tampak kelelahan dan sorot matanya yang terlihat tajam, seakan menghipnotis orang orang agar menuruti perintah nya. Buktinya, Kaisar hanya menurut saat Nael menyuruhnya tetap di mobil. Padahal Kaisar orangnya sangat senang membangkang dan tak mudah di perintah

Beberapa menit kemudian mereka kembali meneruskan perjalannya ke rumah sakit. Saat sampai Nael langsung turun dan berjalan di depan Kaisar yang tampak kesal karena ia terus di acuhkan oleh Nael.

Padahal seminggu sebelumnya mereka sangat senang berkelahi dan saling menjahili satu sama lain. Tapi sekarang suasana benar benar berbeda, hanya dalam satu malam Nael menjadi pendiam dan tidak bisa dibantah.

Everyday With Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang