⋆˚࿔ Nine 𝜗𝜚˚⋆

1.6K 87 7
                                    


⋆.˚✮✧⁠◝⁠(🐶_🐰_🐶)⁠◜⁠✧✮˚.⋆

"Butuh sesuatu lagi?" Tanya kakak perempuan si kembar yang baru selesai menutup wadah bekal kedua adiknya.

Perempuan itu memang mengizinkan mereka pergi, tapi untuk makanan, Kaisar dan Aizar masih harus makan dengan sehat dan bersih, itu sebabnya sang kakak menyiapkan bekal untuk keduanya.

"Engga kak, kita pergi sekarang ya biar ga pulang ke sorean" Pamit Aizar pada kakaknya.

Ia mengangguk lalu mengecup pipi kedua adik kembarnya dengan sayang. Melambaikan tangan ke arah mereka saat keduanya mulai mengayuh sepeda nya keluar dari area rumah.

"Kenapa kakak bolehin mereka?"

Suara seorang laki laki dengan rambut berantakan muncul dari belakang perempuan itu. Kakaknya tak merespon apa-apa selain tersenyum dan mengusap gemas rambut adiknya yang berantakan.

Begitu perempuan itu masuk dan sibuk di dapur, dan adik laki lakinya yang sudah memasuki usia 25 itu duduk di meja makan, perempuan tersebut berbalik badan.

"Habis makan, Mandi terus ikutin adek kamu"

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_☆_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Akhirnya kalian dateng juga!" Pekik Gina kegirangan saat teman kembarnya benar benar datang menyusul mereka di cafe dekat rumah Gina.

"Kita berangkat sekarang aja biar ga sore pulang nya, ga jauh kan?" Tanya Kaisar.

Jau menggeleng sambil menaiki sepedanya.

"Deket kok, ayo"

Gina naik ke boncengan Jun, mereka melaju lebih dulu dengan sepedanya kemudian di susul oleh Raskal dan si kembar.

Beberapa saat menempuh perjalanan, kini mereka sampai di sebuah tanah kosong, lumayan jauh sebenarnya tapi si kembar tak menyadari itu karena mereka benar benar menikmati suasana selama di jalan.

Mereka menaruh sepeda nya berjajar kemudian berjalan mengikuti Jun yang berada di paling depan.

"Kita mau nyari monyet apa gimana sih?" Dengus Kaisar saat ketiga temannya itu malah masuk ke dalam semak belukar di sana.

"Ssstt, diem deh jangan banyak protes" Sahut Gina.

Setelah berjalan beberapa langkah melewati semak belukar itu, si kembar dibuat takjub oleh pemandangan di sana. Ketiga temannya tertawa melihat ekspresi mereka yang seakan akan pertama kalinya melihat pemandangan sebagus itu. Padahal memang iya, ini pertama kalinya untuk mereka melihat secara langsung.

Hamparan rumput hijau yang indah, sungai yang mengalir dengan jernih dan terdapat batu batuan putih di dalamnya, beberapa pohon tinggi yang membuat teduh serta bunga warna warni di sebrang sungai membuat keindahan tempat itu bertambah dua kali lipat.

Jun dan Raskal mengeluarkan raket badminton mereka dan mulai bermain, Gina sudah mengangkat rok panjang nya untuk berjalan melewati sungai dangkal itu sementara si kembar hanya merebahkan tubuh mereka di rumput seraya menikmati angin sepoi-sepoi yang menyegarkan.

"Andai kita bebas, pasti bisa kesini setiap hari" Celetuk Aizar.

Kaisar menoleh, ia tersenyum ke arah saudaranya lalu menggenggam tangannya dengan erat.

"Suatu saat pasti kita bakal bebas, selagi masih berdua dan ada kakak kita pasti baik baik aja kok" Ujar Kaisar meyakinkan saudara kembarnya.

Mereka saling bertukar keinginan dan kata kata motivasi, sesekali tertawa lepas karena candaan satu sama lain. Sementara orang yang di balik semak dan mengikuti mereka, terdiam mendengar keinginan kedua adiknya.

Everyday With Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang