Plissss hibur akuuuAku bosannnn takutnya jantungnya ikut bosan
Jadi ayo hibur AKUUUUUUHikssss
Happy reading 💗 😭
⋆.˚✮✧◝(🐶_🐰_🐶)◜✧✮˚.⋆
"Ayo kakak anterin ketemu mereka!"
Nael mengangkat kepalanya dengan semangat, senyuman nya langsung mengembang indah.
"Beneran kak?!" Tanya Nael penuh semangat.
Dugh
Fian meringis merasakan kaki Alle menendang kakinya. Ia mendongak dan mendapati Alle yang mengerutkan alisnya tidak setuju. Namun Fian acuh tak acuh pada ekspresi itu. Ia tak peduli lagi dengan persetujuan mereka, baginya yang terpenting adalah Nael. Nael butuh penyemangat agar ia dapat sembuh dari lumpuhnya. Fian tak tega melihatnya murung setiap hari.
"Kak Fian beneran mau nganterin Nana?" Mata Nael menyiratkan kekhawatiran setelah melihat Alle terus menatap tajam ke arah Fian.
"Beneran, tapi besok ga sekarang"
Nael mengangguk semangat, "beneran ya kak! Makasih!! Nana sayang kak Fian!" Nael memeluk erat leher Fian dan dibalas dengan hangat oleh sang kakak.
"Nana ga sayang kakak?" Tanya Alle.
Nael melirik sedikit dan membuang wajahnya tanpa sepatah katapun. Nael memilih membuka tangannya untuk meminta pelukan lagi dan dari Fian. Fian tersenyum menyeringai pada Alle sebelum mengangkat tubuh Nael dan membawanya masuk ke dalam rumah, meninggalkan Alle yang menatap mereka kesal seraya mendorong kursi roda Nael.
_________☆_________
Pagi ini Nael bangun dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Karena hari ini adalah hari dimana Fian berjanji akan mengajak Nael bertemu dengan si kembar. Diksa dan Alle sudah duduk di kursi meja makan, tinggal menunggu kakak beradik yang saling menempel itu untuk turun dan memulai sarapan bersama.
Beberapa menit menunggu, keduanya menoleh mendapati suara tawa Nael yang baru hari ini terdengar sangat gembira. Diksa tersenyum melihat Nael tertawa di gendongan Fian, dibawa kakaknya berlari, berputar bahkan sempat akan dilempar. Selama ia bersama ketiga anaknya, baru kali ini Nael tampak senang, apa kiranya yang membuat anak manis itu baru tersenyum sekarang? Diksa bertanya dalam hati.
"Seneng banget, ada apa?" Tanya Diksa begitu Nael di turunkan di kursi samping ayahnya.
Nael menatap Fian sebentar, setelah melihat anggukan dari kakaknya, Nael pun memulai aksinya.
Anak manis itu mencondongkan tubuhnya sedikit ke arah sang ayah lalu memasang raut menggemaskan sambil sedikit menggembungkan pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday With Twins
FanfictionBagaimana rasanya mengurus dua anak SMA yang badannya bongsor? Tanya aja sama Nael.