⋆.˚✮✧◝(🐶_🐰_🐶)◜✧✮˚.⋆Tujuh hari sudah berlalu sejak Nael pamit pergi untuk menjaga sang ayah, padahal selama ini ia berada di satu rumah yang sama dengan si kembar tanpa kedua anak itu mengetahuinya. Yang mereka tahu ia pergi menjaga ayahnya dan tidak ada yang boleh memasuki kamarnya.
Selama tujuh hari itu pula Aizar dan Kaisar sibuk dengan olimpiade dan lomba yang mereka ikuti. Aizar sudah lebih dulu mengikuti olimpiade matematika, dan seperti yang diharapkan, ia berhasil menduduki posisi pertama mewakili sekolah nya.
Selang dua hari kemudian, turnamen yang akan diikuti Kaisar pun berlangsung. Sekarang Aizar tengah duduk di kursi penonton bersama Gibran, Haekal juga Mahen. Hampir satu minggu terakhir, si kembar dan tiga orang itu memang dekat dan selalu bersama saat ke kantin sampai sekarang.
Kaisar harap siklus pertemanan nya tidak sama seperti dulu.
"Nael belum masuk Zar?" Tanya Gibran yang duduk di sebelah kiri Aizar sementara di sebelah kanan ada Mahen.
Aizar menoleh sebentar lalu menggeleng, "Kemarin dia bilangnya paling lama tiga hari, tapi ini udah seminggu" Jawabnya pelan.
"Emang bokapnya sakit apa?" Kini Haekal yang duduk di samping Mahen ikut bertanya.
Aizar mengedikan bahunya, "Dia ga ngasi tau bokapnya sakit apa"
Drrttt drttt..
"Nih nelfon anaknya" Aizar menunjukkan layar ponsel nya yang disana tertera nama orang yang sedang mereka bicarakan.
"Angkat, speaker" Aizar mengangguk mendengar ucapan Haekal.
"Aizar"
"Iya kenapa?"
"Masih di sekolah?"
"Engga, hari ini Kaisar ikut tanding basket sama sekolah sebelah"
"Uhm gitu, sorry ya ga bisa ikut nemenin kalian"
"Iya ga papa, gimana ayah kamu?"
"Udah sembuh kok, ini aku udah di rumah kamu"
"JADI BESOK BISA SEKOLAH?!"
Tiga remaja lainnya langsung menutup telinga mereka saat suara cempreng milik Haekal menggema di sana. Beruntung tempatnya masih sepi jadi mereka tidak menjadi pusat perhatian orang lain. Si pemilik suara hanya cengengesan saat pinggang nya di cubit kecil oleh sang kekasih, yang di telfon pun terkekeh mendengar suara Haekal.
"Iya besok gue sekolah"
_________☆_________
"Lemes banget, semangat dong kan abis bawa piala masak letoy begitu" Aizar berujar sambil merangkul saudaranya yang terlihat lemas padahal dirinya baru saja menang mewakili sekolahnya.
Kaisar hanya menghela nafas lalu menggeleng pelan. Ia kembali menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi yang ada di mobil tanpa semangat, entah karena lelah atau memang suasana hatinya yang kurang baik.
Aizar hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat Kaisar memejamkan matanya padahal ia tidak tidur.
"Nanti papa ga akan marah kan gue ikut turnamen basket sama futsal?" Tanya Kaisar yang tengah menikmati angin dari luar mobil setelah membuka jendela di samping nya.
Aizar menggeleng, "Gue udah bilang ke papa, asal lo bisa jamin kalo lo bakal menang, papa bakal kasih izin"
"Tumben"
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday With Twins
FanfictionBagaimana rasanya mengurus dua anak SMA yang badannya bongsor? Tanya aja sama Nael.