⋆˚࿔ Nineteen 𝜗𝜚˚⋆

1.3K 89 3
                                    


Huaaaaaaa!!!😭😭😭😭

Nangis bgt anjir
Kelompok ku nilainya paling rendah😭😓😭😓
Cuma gara-gara satu orang sampe remedial anjirrrrrrrrrr😭😭😭

Happy reading huaaaaa😭😭😭💗💗

⋆.˚✮✧⁠◝⁠(🐶_🐰_🐶)⁠◜⁠✧✮˚.⋆

Malam ini kediaman Dewangga kembali dilanda keheningan yang luar biasa, padahal semua penghuninya tengah berkumpul di meja makan untuk makan malam, tidak termasuk Nael. Hening dan hanya ada suara dentingan antara sendok dan piring.

"Ekhm!" Pria parubaya yang berperan sebagai ayah si kembar mendehem saat ia selesai dengan makanannya.

"Kaisar Aizar, duduk dulu" Titah Daniel saat dua anak kembar tersebut akan beranjak dari tempatnya dengan wajah tak bersahabat.

Selain karena mereka tidak suka dengan dua orang tua itu, mereka juga kesal karena Nael tidak diizinkan untuk makan bersama mereka. Alih-alih makan dengan keluarga Dewangga, Nael malah di minta untuk duduk bersama para maid dan makan di ruangan khusus para pelayan.

"Kalian berdua tau kalau papa sudah sangat tua untuk mengurus perusahaan sekarang"

Mereka menghela nafas berat saat topik pembicaraan yang satu ini keluar dari mulut sang ayah. Ini lah topik yang sangat mereka hindari karena cita-cita mereka itu bukan CEO muda kaya raya tapi dokter, ya setidaknya salah satunya menginginkan kalau ia ingin menjadi dokter, kalau yang satu entahlah, anak itu perlu memantapkan hati nya agar tidak salah pilih.

"Sebentar lagi kalian lulus, dan setelah itu papa akan langsung melatih kalian bagaimana cara memimpin perusahaan"

Kening Kaisar mengerut tak suka, "Mana bisa gitu pa, Aizar sama Kaisar masih mau kuliah--"

"Tidak perlu! Papa sendiri yang akan mengajari kalian...tidak perlu bersusah payah mendaftar universitas dan mengejar mimpi kalian yang masih tidak jelas itu"

"Pa!"

Kaisar menggebrak kasar meja makan hingga menimbulkan suara kencang.

"Dasar anak ga tau diuntung!! Kalian tinggal turutin apa susahnya sih!!"

"Diem lo jalang! Lo ga tau apa-apa!" Kaisar menjawab dengan marah sambil menunjuk pada ibu tirinya.

Wanita itu mengeraskan rahangnya tak terima disebut jalang, ia berdiri dengan cepat dan melempar kan piring berisi sisa makanannya pada Kaisar. Namun pemandangan berikutnya membuat wanita yang harus nya dipanggil mama itu mengerang marah dan kembali melempar piring lain.

"Nael!" Pekik si kembar bersamaan dengan lemparan piring yang di lempar ibu mereka mengenai punggung Nael.

"Kamu ga usah ikut campur urusan keluarga saya!!" Ujar Zoe dengan marah setelah Nael melindungi Kaisar dari dua lemparan piringnya hingga tubuh remaja itu kotor oleh makanan.

Nael diam sejenak menatap tajam wanita tersebut, "Sebaiknya anda baca kontrak yang saya buat dengan suami anda nyonya, yang seharusnya tidak ikut campur itu anda bukan saya" balasnya tanpa rasa takut.

"Saya ibu--"

"Secara biologis anda bukan ibu mereka, anda yang seharusnya tidak ikut campur!"

Masih dengan tatapannya Nael melayangkan tatapan marah pada wanita dihadapannya. Zoe langsung protes tak terima pada sang suami, namun responnya hanya mengangguk seraya berdiri dari tempatnya.

"Anak itu benar, dalam kontrak tertulis bahwa kau tidak berhak ikut campur, Zoe" Ujarnya dengan tenang, padahal sebenarnya ia sedang menahan amarah yang luar biasa karena Kaisar membangkang dan istrinya yang ikut campur.

Everyday With Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang