⋆.˚✮✧◝(🐶_🐰_🐶)◜✧✮˚.⋆
"Aku ga bisa jalan lagi Kai...jangan nakal lagi ya, aku gabisa lagi ngejar kamu"
"Sekarang biarin aku yang ngejar kamu Nael" Kaisar tersenyum tipis seraya mengusap kepala Nael yang kini tengah tertidur di ranjang ruang rawatnya.
Malam ini Kaisar memilih untuk menyelinap dengan bantuan Haekal yang kebetulan menginap disini. Kaisar pun tidak bisa berlama-lama karena pasti sebentar lagi ayah Nael akan datang untuk melihat keadaan anaknya. Bukan bermaksud jadi pengecut, Kaisar hanya membutuhkan waktu untuk berfikir.
Mau melanjutkan perasaannya atau membuang jauh-jauh perasaan itu karena takut Nael terluka lagi sebab dirinya.
"Eungh..." Alis Nael mengkerut merasakan pipinya seperti ditusuk-tusuk oleh seseorang. Merasa terganggu dengan itu, ia akhirnya memilih membuka mata dan mendapati Kaisar yang terkekeh melihat wajahnya yang menggemaskan saat tidur.
"Kai?"
Kaisar tersenyum, "aku kira kamu bakal manggil aku Aizar" ujar Kaisar, mengingat kalau dirinya memiliki saudara kembar identik, apalagi sekarang rambutnya juga sudah berwarna hitam sama seperti Aizar.
"Wangi kalian beda, lagian kalo Aizar dia ga bakal gangguin aku tidur" Nael tersenyum kecut, mengingat kekasihnya yang masih belum kunjung sadar sampai saat ini. Khawatir tentunya ada, sangat malah, Nael terus menanyakan keadaan kembaran Kaisar itu setiap hari pada Ayahnya, kakaknya, dan sahabatnya.
"Maaf ya kalo ganggu..." wajah Kaisar berubah sendu yang membuat Nael tak enak.
"Ga papa Kai, emangnya kamu ga tidur?" tanya Nael sambil menyingkirkan rambut Kaisar yang sedikit menutupi matanya.
"Ga bisa tidur kalo ga ada kamu"
Nael terkekeh, mana Kaisar yang dulu gengsi nya setinggi langit? Sekarang pemuda itu lebih banyak mengucapkan kata-kata manis, membuatnya teringat pada Aizar. Lagi-lagi si gila nilai itu, Nael terus memikirkannya membuat ia merindukan pelukan hangat Aizar. Kapan Aizar bangun?
Cup
Nael terkejut begitu bibir Kaisar mendaratkan kecupan manis di pipinya. Kaisar tersenyum dengan tangan yang tak berhenti mengusap kepala Nael.
"Pasti mikirin Aizar, sebentar lagi dia bangun kok"
Nael tersenyum tipis dan mengangguk.
"Kai! Ayahnya Nael!" Pekik Haekal dengan suara seperti orang berbisik namun keras.
Kaisar berdiri dari duduknya, lalu mengecup bibir dan kedua pipi Nael membuat Nael kebingungan sendiri, ada apa sebenarnya?
"Aku balik dulu, besok aku ajak keliling taman"
Nael hanya bisa mengangguk, matanya terus mengikuti pergerakan Kaisar yang terburu-buru dan Haekal yang langsung berlari untuk duduk di kursi yang tadi di tempati Kaisar dan menaruh kepalanya di atas lipatan tangan setelah menyuruh Nael memejamkan mata.
Nael tak banyak bertanya, ia menurut dan memejamkan matanya sesuai arahan Haekal.
Pintu ruangannya terbuka, suara langkah kaki terdengar mendekat ke arah Nael dan Nael tetap memejamkan matanya seolah ia tertidur begitu juga Haekal. Nael merasakan tangan seseorang kini membelai lembut kepalanya, ia tahu betul itu adalah ayahnya.
"Anak papa tenang banget kalo lagi tidur, pasti cape seharian cuma duduk disini" suara helaan nafas terdengar jelas dari pria parubaya itu.
"Haekal"
Haekal membuka matanya seraya sedikit menguap, padahal ia tidak benar-benar tidur.
"Iya om?"
"Tidur di sofa aja gih, nanti pegel badannya kalo tidur sambil duduk" tuturnya dengan lembut.
Haekal tersenyum tipis dan mengangguk, ia berjalan menuju sofa dan kembali menoleh saat Diksa memanggilnya.
"Haekal"
"Iya?"
"Nael ada tanya soal si kembar?"
Haekal mengangguk pelan, "ada om...bahkan tadi nangis minta ketemu Kaisar sama Aizar"
Nael hanya mendengarkan dalam diam, walaupun ada ketidakpuasan dengan jawaban Haekal. Mana ada dirinya menangis?! Walaupun sedikit tepat karena ia sangat mengkhawatirkan keduanya.
"Kamu ada ide agar mereka menjauh dari Nael?"
_________☆_________
Navriell Vero Shaquille.
Seorang remaja yang ternyata adalah anak dari kakaknya, remaja yang ternyata lebih muda tiga tahun darinya, Kaisar yakin Nael tahun ini seharusnya baru masuk SMA. Tapi karena tugas ibunya berikan, yaitu menjadi pengasuh dua anak SMA diusia yang masih belia. Sekarang Kaisar paham, mengapa Nael begitu lambat mencerna materi yang guru terangkan selama di kelas.
Kaisar awalnya memang sangat tidak menyukai kehadiran bocah itu, namun seiring berjalannya waktu ia malah bergantung pada Nael. Jika diingat ingat Kaisar yang paling banyak merepotkan anak itu, Kaisar yang paling sering membuatnya marah bahkan Kaisar juga yang berhubungan intim dengan Nael, padahal Nael masih di bawah umur.
Setelah melihat Aizar begitu menyukai kehadiran Nael, Kaisar pun berusaha menerimanya. Terlebih lagi setelah kejadian Nael memarahi nya setelah tauran di gang waktu itu.
Kaisar merasa bersalah akan banyak hal, termasuk meminta maaf karena Nael menjadi objek kekerasan dari Jexly atas kenakalan Kaisar.
Nael sudah berusaha keras melarangnya, memberikannya ancaman tapi Kaisar saat itu malah semakin senang membantah. Nael yang tak tau harus melakukan apalagi, memilih menerima hukuman dari ibunya dan Daniel dengan sukarela. Daniel...Kaisar terkekeh mengingat Daniel yang panik saat mengetahui Nael adalah cucu dari darah dagingnya sendiri.
Kaisar menemui Daniel sesaat sebelum pria parubaya itu di tahan. Ia mendengar semuanya, tentang ia yang menghukum Nael, tentang alasan mengapa ia begitu memaksa Aizar dan dirinya sendiri untuk menjadi sempurna dimata semua orang, serta keberadaan ibunya sekarang.
Ibu, tidak...bukan ibu kandung, melainkan wanita asing yang saat itu mengangkatnya sebagai anak dan begitu menyayanginya sebelum semuanya berubah menjadi menyebalkan hingga membuat Kaisar menjadi remaja nakal.
Dan lagi, Daniel memberitahunya mengapa ia begitu menentang pernikahan Jexly dengan Diksa saat itu sampai membuat anaknya rela menikah diam-diam. Daniel yang saat itu gila akan jabatan, kekayaan dan kehormatan, tentu saja akan melakukan apapun agar tidak ada yang menandinginya.
Tapi siapa sangka orang terkaya nomor sepuluh di Jepang malah pindah ke Indonesia, membuat nama Daniel sedikit demi sedikit terlupakan karena kehadiran pengusaha sukses itu. Itulah yang membuat Daniel membenci keluarga Shaquille, ia menganggap setiap anggota keluarga itu adalah saingannya. Bisa-bisa jika Jexly menikah dengan Diksa, mereka akan dianggap hanya mengambil keuntungan dari pernikahan tersebut.
Namun tidak ada yang tahu pula kalau ternyata dua orang itu sudah menikah sejak lama bahkan memiliki tiga anak lelaki yang tampan dan manis.
Kaisar menyayangkannya sikap Jexly yang ternyata hanya beda tipis dari Daniel yang kasar. Demi dirinya dan si saudara kembar, Jexly mengorbankan anaknya. Membuatnya kehilangan masa remaja yang menyenangkan, membuatnya masuk ke SMA tanpa persiapan, bahkan membuat Nael kehilangan keperjakaan nya.
Walaupun Kaisar yang berperan besar di dalamnya.
BRAK!
"Kai! Aizar sadar!"
⋆.˚✮✧◝(🐶_🐰_🐶)◜✧✮˚.⋆
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday With Twins
FanfictionBagaimana rasanya mengurus dua anak SMA yang badannya bongsor? Tanya aja sama Nael.