⋆˚࿔ thirty one 𝜗𝜚˚⋆

550 44 3
                                    

Kejutannnnnn

Karena aku lama ga up jadi sekalian aja hehehe

Bilang makasih dulu dongggg

Happy reading 💗

⋆.˚✮✧⁠◝⁠(🐶_🐰_🐶)⁠◜⁠✧✮˚.⋆

"Menurut lo...gue harus lanjut atau--"

"Lanjut lah anjir, lo kira hati Nael mainan"

Sela Gibran sambil memukul pelan paha Aizar. Malam ini giliran Gibran yang menjaga Aizar, harusnya Mahen, tapi Gibran kekeuh ingin menjaga Aizar malam ini. Setelah pertanyaan apakah Nael dan Aizar berhubungan muncul dari Gibran tadi, ia segera mengeksekusi jawaban dari Aizar.

Aizar pun tak mengelak, ia mengiyakan ucapan Gibran karena memang itu kenyataannya. Atas permintaan Gibran, ia pun menceritakan bagaimana ia bisa jatuh cinta dengan Nael, bagimana ia mengajak Nael menjalin hubungan dengannya dan kapan hubungan mereka dimulai.

Dan kali ini, Aizar baru tahu kalau Gibran ternyata juga jatuh hati pada Nael saat pertama kali bertemu, sama dengannya. Keduanya tenggelam dalam pesona wajah manis remaja itu. Namun yang berhasil menyita perhatian si manis hanya Aizar. Meski Kaisar memiliki wajah yang sama persis dengan Aizar, Nael dapat dengan mudah membedakannya.

"Setelah denger cerita Kaisar tadi, gue takut om Diksa ga kasi restu, apalagi hubungan kita emang ga seharusnya ada" Aizar menyandarkan punggungnya di ranjang mengingat cerita Kaisar tadi sore, tentang Diksa yang melarangnya lebih dekat dengan Nael.

"Ada engga nya tergantung kita Zar, kalo emang harusnya ga ada...emang lo sanggup ninggalin Nael gitu aja?"

Pertanyaan itu membuat Aizar terdiam. Benar apa yang Gibran katakan. Meskipun hubungan mereka masih begitu tabu dan banyak yang tidak menyukainya, tapi Aizar tak pernah sekalipun berfikir akan mengakhiri hubungan itu atau meninggalkan Nael sama sekali. Ia justru berfikir bagaimana cara agar mereka bisa pergi ke tempat yang dimana orang-orang menerima hubungan keduanya.

"Jadi...gue harus lanjutin?" Aizar beralih menatap Gibran yang tersenyum padanya, ia tau dibalik senyuman itu Gibran pasti menyimpan rasa sakit di hatinya.

"Lanjutin gimana pun caranya Zar, gue bakal bantu semampu gue...lo ga sendirian sekarang"

"Lo rela Nael sama gue?"

"Tergantung Zar...kalo lo mau bikin Nael bahagia dan sembuh dari trauma nya, gue pasti rela, tapi kalo lo cuma main-main sama perasaannya...gue maju paling depan buat bogem muka lo" keduanya tertawa lepas karena candaan ringan tersebut.

"Tapi Kaisar?"

Gibran menolehkan kepalanya dengan tatapan bertanya, "Kaisar suka juga sama Nael?" ujarnya tak percaya dan diangguki oleh Aizar.

"Serius? Gue kira dia ga akan kepincut soalnya gue liat dulu dia kaya benci banget sama Nael" cibir Gibran mengingat Kaisar suka sekali bertengkar dengan Nael saat mereka pertama kali bertemu.

"Itu kan dulu...sekarang beda lagi" Aizar tersenyum kecut.

"Saran gue mending ngomong baik-baik dulu ke Kaisar soal hubungan lo sama Nael, kalo dia tau dari orang lain...dia pasti kecewa"

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_☆_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Papa nya udah keluar?"

Mahen mengangguk mantap sambil mengacungkan jempolnya pada Kaisar yang tengah bersembunyi untuk berpamitan pada Nael. Dirinya akan kembali ke rumah dan tadinya tengah menunggu Diksa yang sedang menyuapi Nael. Beberapa menit menunggu Kaisar langsung masuk ke dalam ruangan Nael begitu melihat mobil Diksa sudah pergi dari sekitar rumah sakit.

Everyday With Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang