⋆˚࿔ Eight 𝜗𝜚˚⋆

1.9K 113 4
                                    

⋆.˚✮✧⁠◝⁠(🐶_🐰_🐶)⁠◜⁠✧✮˚.⋆

"Kenapa lo nyusul gue? Pake ikut balapan segala"

Ditengah heningnya rumah dua lantai itu, langkah Nael terhenti mendengar pertanyaan Kaisar yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Nael menoleh dan menangkap kekesalan yang ada di mata Kaisar.

Remaja manis itu hanya menghela nafas lalu berjalan ke dapur tanpa menjawab pertanyaan Kaisar. Tak terima jika dia di acuhkan, Kaisar berjalan menyusul Nael, menarik pundak nya dan membalikkan tubuhnya dengan cepat hingga membuat Nael tersentak kaget.

"Apaan sih?!" Decak Nael kesal karena perlakuan Kaisar.

"Kenapa lo nyusul gue?!" Kaisar sedikit menaikkan nada bicaranya.

"Asal lo tau aja! Papa lo itu nyebar banyak orang buat ngawasin lo! Kalo lo ketawan bisa mati lo di tangan papa lo sendiri! Udah gue bilang jangan lagi lo ikut balapan, masih juga Lo terusin!!" Omel Nael dengan kesal.

Ia masih lelah karena pulang sekolah langsung bergegas mencari Kaisar dengan panik. Belum sempat ia menaruh tasnya dan mengganti bajunya, tapi Kaisar malah mengajaknya untuk berdebat dalam keadaan rumah yang sangat hening dengan lampu remang-remang.

"Ya itu urusan gue! Kenapa ko ikut campur?! Pake ikutan balapan segala! Mau caper lo?!" Kaisar mendorong pundak Nael hingga ia mundur beberapa langkah.

Nael kesal setengah mati sekarang, ia berusaha melindungi anak kembar itu dari hukuman ayah mereka, tapi malah anaknya yang satu ini meniru sifat sang ayah. Keras kepala, kasar, dan egois.

Nael ingin sekali mengatakan kenapa ia harus bersusah payah mencari Kaisar dan menyusul nya ke tempat balapan. Tapi ini bukan saat yang tepat, ia harus bisa menjalankan tugasnya dengan baik sampai tujuannya tercapai.

Setelah kepulangan ayah si kembar pun ia harus mempersiapkan dirinya menghadapi pria tersebut. Sesuai kontrak, Nael akan mendapat konsekuensi-nya jika ia melanggar kontrak yang telah ditandatangani.

"Maaf"

Nael mengalah, setelah mengucapkan satu kata itu ia langsung pergi mengambil sebotol air mineral dan membawanya menuju kamarnya di lantai satu. Meninggalkan Kaisar yang terdiam dan tampak heran melihat Nael.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_☆_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

"Yang lain mana?" Tanya Kaisar saat tak mendapati siapapun di meja makan padahal jam sudah menunjukkan pukul 7, sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.

"Tuan Na mengantar tuan muda Aizar ke rumah sakit"

Kaisar hanya mengangguk mendengar ucapan salah satu Maid-nya. Ia memilih untuk duduk dan makan sendirian. Terasa aneh karena biasanya ia akan sarapan dengan saudara kembarnya itu. Walaupun ia hanya diam tapi setidaknya ada seseorang yang menemani Kaisar makan.

Sempat terlintas dipikiran Kaisar soal kondisi kembarannya, tapi yang lebih mendominasi pikiran nya saat ini adalah kenapa Nael bersusah payah mengikuti balapan semalam?

Bukan kah dia bisa menyeret Kaisar langsung tanpa harus mengikuti balapan tersebut dan ikut taruhan. Ah! Taruhan! Kaisar jadi teringat bahan taruhan Nael semalam.

Kunci mobil dan black card?

"Nael sekaya itu?" -Batin Kaisar.

"Kalau dia orang kaya kenapa harus susah payah kerja jadi bodyguard gue?" -Kaisar.

Tak ingin larut dalam pemikiran yang memberatkan otaknya itu, Kaisar memilih menyelesaikan sarapannya dengan cepat dan berangkat sendiri menggunakan motor kesayangannya menuju sekolah.

Everyday With Twins Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang