DEVINO 24

1.6K 82 2
                                    

Spesial ulang tahunnya Author🙏🤭
Maafin kalo gak jelas ya teman-teman 😂🙏

🐰

"Vano kamu mau kemana sayang"Vano mengalihkan pandangannya dari handphone saat mendengar suara dari sang Mommy.

"Vano mau nongkrong mom sama Darrel"ucap Vano

"Kenapa gak dirumah aja, Mommy sama Daddy kan di rumah, ada Oma juga"ucap Mommy lembut.

"Nanti deh Mom ini penting soalnya"ucap Vano kemudian pergi keluar rumah mengabaikan teriakan memanggil dari sang Mommy.

Vano kini tengah menatap dokumen di hadapannya dengan pandangan tajam, di depannya sudah ada jejeran kertas dan beberapa foto yang dapat membuat emosinya mendidih.

"Gue udah nyelidikin, dari 2 Minggu yang lalu, ada yang selalu mantau Vino dari jauh, gue udah coba nangkep tapi selalu gagal"ucap Darren menunjukkan beberapa lembar jepretan foto di tangannya.

"Gue sih yakin mereka bukan orang sembarangan"ucap Darren mendudukkan dirinya di sofa yang berada di ruangan Vano.

"Hmm, thanks gue bakal bilang ini ke bang Damian sama Kakek dulu"ucap Vano.

"Oke, gue pulang dulu, udah di cariin nyonya rumah"ucap Darren kemudian meninggalkan Vano dengan keterdiamannya.

Tut

Suara telphon berhasil tersambung.

"Bang, nanti bisa ketemuan gak ada yang mau di omongin"

"Oke"

Tut

🐰

Matahari kini sudah mulai terik, panas yang tadinya hanya terasa hangat kini mulai terasa menyengat kulit, angin seakan juga enggan bertiup menambah kesan panas yang begitu ketara.

"Dek masuk dulu panas banget ini"

Vino yang sedang mendribble bola di lapangan belakang Mension mengalihkan pandangannya menatap Angkasa yang saat ini tengah berdiri di pintu dengan segelas jus di tangannya.

"Gak sepanas itu kalik bang"ban Tah Vino.

"Gak panas apanya di dalem yang pake AC aja masih kerasa panas apalagi di situ, cepet masuk"ucap Angkasa, ia sendiri heran bagaimana Vino bisa bertahan di bawah terik matahari yang seperti itu.

"Bentar bang nanggung"ucap Vino menghiraukan panggilan dari angkasa.

"Masuk atau Abang telponin kakek sama bang Damian, bilang kalo cucu sama adek bungsunya ini bandel"ucap Angkasa mengancam.

"Iya-iya ini masuk"ucap Vino sambil berjalan masuk ke arah Mension meninggalkan bola basket yang masih tergeletak di lapangan setelah tadi ia buang secara sembarangan.

"Dibilangin susah amat, sakit baru tau rasa, nih minum"ucap Angkasa sambil menyodorkan minuman jus yang sedari tadi ia bawah.

"Abang panggilin bang Davian buat ngechek kamu dulu, muka udah pucet gitu masih aja main sembarangan"ucap Angkasa dengan gerutuan pelan di akhir ucapannya.

"Gak usah bang aku gak papa kok"ucap Vino meyakinkan

"Kamu gak papa, Abang yang kenapa-napa bisa di gantung kakek sama Bang Damian kalo sampai kamu kenapa-napa, jangan lupain kembaran Lo yang udah kayak reog kalo udah berurusan sama lo"ucap Angkasa dengan memelankan suaranya di akhir kalimat

Vino akhirnya pasrah, daripada urusannya panjang mending dia ngangguk aja ya kan?.

Akhirnya di sinilah Vino berada, di kamar milik Davian, Vino menatap jengah ke arah Angkasa dan juga Davian yang terus memperdebatkan hal yang tidak jelas.

"Abang duluan kok yang nyenggol"ucap Angkasa menatap pecahan gelas yang berserakan di lantai.

"Dih orang kamu yang jatuhin"ucap Davian tidak terima.

"Y kan Abang yang nyenggol aku"

"Mana ada, sembarangan"

"Iya"

"Enggak"

"Iya bang"

"Enggak dek"

"Iy---"

"Stop, udah biar Vino aja yang bersihin"ucap Vino kepalang jengah dengan kelakuan absrud dua Abang sepupunya ini.

"JANGAN"Ucap Angkasa dan Davian bersaman.

Vino terlonjak kaget saat mendengar teriakan dari kedua Abang Sepupunya, ia hanya mau membersihkan lantai kenapa harus teriak seperti itu, bikin kaget saja.

"Udah biarin aja biar di bersihin Angkasa mending sekarang kita ke bawah"ucap Davian sembari menggiring Vino menuju ke lantai bawah.

"Iya udah kamu kebawah aja biar Abang yang--"

"LOH KOK AKU SIH BANG, BANG DAVIAN"teriak Angkasa menatap Davian dan Vino yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.

"Anjing banget gue yang di suruh bersihin, berasa babu kalik yak"gerutu Angkasa tapi tangannya tetap bergerak membersihkan lantai.

Di sisi lain Vino menatap ke arah Bang Davian yang saat ini tengah tertawa terbahak-bahak di sampingnya, tadi ia juga sempat mendengar teriakan dari Angkasa.

"Itu gak papa bang?"tanya Vino.

"Tenang aja udah"ucap Davian masih dengan sis tawanya, sedangkan Vino hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat hal tersebut.

🐰

Vano saat ini tengah menatap ke arah sang kakek dan juga bang Damian, sebenarnya Vano sedikit kesal hari ini karena tak bisa melihat keadaan dari Vino sang kembaran.

"Kerumah aja kalo mau ketemu"ucap Damian saat melihat wajah masam milik Vano.

"Sama aja gue bunuh Vino kalo gue ngelakuin itu, Lo tau sendiri Mommy sama Daddy sengaja jadiin Vino tumbal buat gantiin gue dari orang yang mau bunuh gue"ucap Vano dengan menghela nafas.

"Tenang aja, bentar lagi pasti bakal ketemu pelakunya"ucap Damian dengan menepuk pundak Vano pelan.

Kakek sendiri hanya memandang sendu ke arah cucunya, ia kira dulu setelah dirinya tidak akan ada lagi kejadian seperti ini tapi nyatanya kini cucunya Vino juga harus merasakan apa yang ia rasakan.

"Kakek pasti bakal ngelakuin segala cara buat kalian"ucapan tersebut berhasil mengalihkan pandangan dari Vano maupun Damian.

~notqueen_1~



DEVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang