"Belum ketemu juga?"ucap Angkasa menatap ke arah Vano.
Iya dia Angkasa, tadi saat ia dari toilet dan akan kembali ke kelasnya ia tak sengaja melihat ke arah Vano yang berjalan ke arah rooftop sendirian akhirnya ia memutuskan untuk mengikutinya.
"Belum"ucap Vano, dapat Angkasa lihat ada sekelebat rasa frustasi dari diri Vano.
"Hufttt sabar"
"Gue cuma mau mastiin siapa yang orang itu incer, gue atau Vino"ucap Vano masih dengan nada datarnya.
"Kalo semisal yang di incer itu Lo, Lo bakal apa"ucap Angkasa
"Lo tau gue gak selemah itu"ucap Vano, jujur ia lebih berharap kalau orang yang mereka incar itu memang ia bukan Vino.
"Bang Damian nyuruh ke markas nanti malem"ucap Angkasa yang di jawabi anggukan kepala oleh Vino.
" Gue balik dulu ke kelas, udah mau istirahat"ucap Angkasa
"Hmm, gue titip Vino"ucap Vano dengan pandangan yang mengarah lurus ke arah depan.
"Tanpa Lo titipin dia juga adek gue, termasuk Lo"ucap Angkasa dengan memelankan kata terakhir di belakangnya.
Angkasa tau, menjadi Vano itu tak mudah, harus tetap berada dalam keluarga yang toxic, jauh dari adiknya, belum lagi teror-teror yang di dapatkannya.
Vano menghela nafasnya kala kini ia benar-benar sendiri, jujur beban yang ia tanggung sekarang begitu berat, ketika ia merasa keluarganya akan lengkap, masalah demi masalah malah bermunculan tanpa henti seakan tak memberinya jeda sama sekali.
🐰
Malam tiba, seperti janjinya tadi Vano kini tengah berada di markas bersama Damian, Davian dan juga Angkasa.
"Aku sudah menemukannya"ucap Damian berhasil mengalihkan perhatian semua yang ada di ruangan tersebut.
"Nicholas Ardinata, ia yang selama ini memata-matai kalian, ia mengincar Vano, namun sepertinya ia tak tau kalo Vano mempunyai kembaran"ucap Damian kembali.
"Shit, aku pasti akan membunuhnya"ucap Vano dengan tangan terkepal.
"Tenanglah, kita tak bisa terlalu gegabah karena sekarang kau dan juga Vino yang menjadi incaran bukan kau saja"ucap Davian berusaha menenangkan Vano yang tampak emosi.
"Hmm, kita harus membuat rencana matang-matang"tambah Damian lagi.
"Huftt baiklah, aku harus pulang sebelum para orang tua itu curiga"ucap Vano dengan raut malas di wajahnya.
"Hmm pulanglah, kita bicarakan lagi nanti"ucapnya Damian.
🐰
Pagi telah tiba,matahari telah menampakkan sinarnya mengusik seorang pemuda yang tengah bergelung dengan selimutnya.
"Eunghh"lenguh Vino, matanya melirik alarm yang sebelumnya berdering.
Hufttt
Ia sangat malas untuk beranjak dari tidurnya, ia cukup lelah setelah semalaman begadang dn membaca novel yang baru ia beli kemarin.
"Sudah bangun?"tanya Davian.
"Pergilah mandi kau harus sekolah"tambahnya lagi.
"Ngantuk*lirih Vino dengan mata yang masih setengah terpejam.
"Salah siapa begadang, cepet mandi sebelum Abang kasih tau bang Damian kalo adeknya ini begadang semalaman hanya untuk membaca novel"ucap Davian mengancam.
Dengan gerakan kilat Vano langsung berlari ke arah kamar mandi untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah, sebelum abang Daviannya itu mengadukannya.
"Dasar"ucap Davian sambil menggelengkan kepala, kemudian berjalan keluar dari kamar Vino menuju ruang makan.
"Mana Vino?"tanya angkasa kala tak melihat keberadaan Vino.
"Mandi"ucap Davian kemudian mendudukkan diri di samping kembarannya.
"Pagi semua"
"Pagi"
"Cepat sarapan 20 menit lagi bel sekolah akan berbunyi"ucap Damian yang hanya di jawab anggukan oleh Vino.
🐰
Vino menatap ketiga temannya dengan pandangan malas, saat ini mereka sedang berada di parkiran, tadi saat ia baru sampai ia sudah di cegat oleh ketiga temannya itu.
"Tumben siang?"tanya Rangga.
"Telat bangun"ucap Angkasa sedangkan Vino sang pelaku hanya menatap malas tak bersalah.
"Ckckck sungguh terlalu"ucap Galang dan Tian bersamaan.
"Y udah sana ke kelas, bentar lagi masuk, bang juga mau ke kelas dulu"ucap Angkasa kemudian berlalu meninggalkan Vino dan teman-temannya.
"Yok lah keburu pak botak masuk entar"ucap Aldi kemudian berlalu di ikuti yang lain.
Langkah Vino terhenti kala matanya tak sengaja menatap ke arah sosok laki-laki berbaju hitam yang seperti tengah mengawasinya.
"VIN WOY AYO, MALAH BENGONG"teriak Gala.
"Ngeliatin apa sih"tanya Tian dengan pandangan yang mengarah ke arah tempat yang menarik perhatian Vino tadi.
"Gak ada apa-apa, yok lah udah mau bel nih"ucap Vino kemudian melangkah pergi meninggalkan ketiga temannya.
"Yee si anjing, di tungguin malah ninggalin, VIN TUNGGUIN ANJINH"teriak Gala kemudian berlari menyusul Vino di ikuti kedua temannya.
"CEPETAN"
🐰
"Bagaimana kau sudah tau?"ucap seorang lelaki paru baya kepada bawahannya.
"Sudah tuan, Devino Leonardo Alexander merupakan kembaran dari Devano Leonardo Alexander, dan sepertinya Vano sangat melindungi kembarannya itu"ucap sang bawahan
Nicholas menyeringai kala mendengar penjelasan dari bawahannya, ah sepertinya permainan ini semakin menarik.
"Menarik"ucapnya dengan seringai di bibirnya.
"Hhhh sebentar lagi keluargamu akan hancur Henru dan dendamku akan terbalaskan"ucap Nicholas dengan tawa menggelegar yang begitu menyeramkan.
~notqueen_1~
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVINO
أدب المراهقينOrang bilang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. namun itu tidak berlaku bagi Devino Leonardo Alexander hanya karna kembarannya Devano Leonardo Alexander yang lahir 5 menit lebih tua darinya dia jadi diasingkan oleh keluarganya, hanya karena i...