🐰Bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu, Vino saat ini tengah duduk di halte bus menunggu sang sopir menjemputnya, karena Angkasa mendadak harus pergi ke kantor, urusan penting katanya.
Pandangan Vino sedari tadi tak pernah berhenti untuk melihat ke arah sekeliling, entah mengapa ia merasa sedang di awasi sekarang.
Vino berdiri dari duduknya kala perasaan tak menyenangkan kembali menghampirinya, dengan perlahan Vino mulai berjalan pergi menjauh dari halte bus.
Bughh
Vino merasakan pukulan di tengkuknya sebelum akhirnya ia jatuh tak sadarkan diri.
"Semua beres bos"ucap seorang laki-laki kepada orang yang menerima telepon
🐰
Di tempat lain Vano kini tengah menatap datar para kolega bisnis yang ada di depannya, tadi saat istirahat ia meminta izin pulang dari sekolah dengan alasan bahwa ia ada acara keluarga padahal ia datang ke perusahaan miliknya karena ada rapat penting yang tidak dapat di tunda.
Vano yang tengah fokus mendengarkan penjelasan dari asisten koleganya tiba-tiba fokusnya teralihkan oleh ponselnya yang tiba-tiba berdering.
"Ada apa?"tanya Vano datar.
"Tuan muda, saya hari ini di perintah tuan muda Angkasa untuk menjemput tuan muda Vino di sekolah, tetapi saya tidak menemukan tuan muda Vino, satpam bilang tuan muda Vino sudah pulang dari 7 menit yang lalu"ucap laki-laki di sebrang.
Brakk
Vano mengepalkan tangannya erat kemudian menggebrak meja kala mendengar hal tersebut, dengat cepat ia langsung berlari keluar mengabaikan para koleganya yang menatapnya bingung.
Brakk
Damian tersentak kaget kala pintu ruangannya di dobrak kasar oleh seseorang, matanya langsung menangkap sosok Vano yang kini tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Vino di culik"ucapan singkat Vano berhasil mengejutkan Damian
"Shit"umpat Damian.
"Aku akan menyuruh Axel untuk mencarinya"ucap Damian kemudian berjalan keluar dari ruang kerjanya di ikuti Vano.
Saat ini Vano tengah berada di markas bersama Damian, Davian, Angkasa dan juga sang Kakek.
"Bagaimana sudah kau temukan"ucap Sang kakek menatap ke Empat cucunya.
"Axel dan yang lain masih mencari kakek"ucap Damian dengan wajah menahan marah.
Vano hanya diam dengan tangan terkepal, rasanya ia ingin meluluh lantakkan seluruh kota ini agar bisa menemukan sang adik.
"Baiklah, kita berpencar"ucap Damian kepada ketiga adiknya.
Di sisi lain, Vino kini tengah menatap bingung ke arah ruangan gelap yang saat ini ia tempati, kepalanya terasa pusing, dan tangannya keram karena di ikat ke belakang.
"Ssshhh"ringisan keluar dari bibir Vino saat merasakan pergelangan tangannya yang bergesekan dengan tali terasa begitu perih.
"Sudah bangun?"
Vino mendongak menatap pria yang ada di depannya, kernyitan muncul di dahinya kala merasa asing dengan sosok tersebut.
"Ah aku tak menyangka Henru memiliki anak semanis ini"ucap pria tersebut dengan memegang dagu Vino.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVINO
Teen FictionOrang bilang memiliki saudara kembar itu menyenangkan. namun itu tidak berlaku bagi Devino Leonardo Alexander hanya karna kembarannya Devano Leonardo Alexander yang lahir 5 menit lebih tua darinya dia jadi diasingkan oleh keluarganya, hanya karena i...