Chapter 1| She's Your Mommy

11.9K 591 164
                                    

"Sebelah sini, Nona."

Jennie menanggapinya dengan anggukan pelan. Di ikutinya perawat itu untuk mencari sebuah kamar. Johnny juga terlihat datang mendampinginya. Tentunya dengan membawa surat persetujuan hak asuh dari instansi sosial.

Tanpa mengalami banyak kendala, keinginan Jennie untuk mengangkat Harvey sebagai anak sudah di terima. Sekarang hal apapun yang berhubungan dengan anak itu sudah dalam kendalinya. Tak terkecuali membawanya pergi dari Rusia.

Dengar-dengar dari penjelasan Dokter, Harvey tidak mengalami luka yang parah. Hanya terkena serpihan kaca sedikit karena Olivia mendekap tubuhnya dengan sangat erat.

Motif dari kecelakaan itu pun juga belum jelas. Polisi bilang, Victor tidak berkendara dalam pengaruh alkohol. Dia juga punya SIM yang menandakan bahwa dia telah lulus tes mengemudi. Sementara rem mobil mereka dalam keadaan normal dan tidak ada tanda-tanda disabotase. Entah apa yang terjadi saat itu, polisi masih menebak-nebak.

Mereka memang sempat meminta keterangan Harvey, namun Harvey mengalami gangguan stress pasca trauma yang membuatnya tak mau berbicara dan hanya menangis sepanjang bangun dari tidur.

Umurnya saat ini masih lima tahun.

Meski sudah pandai berbicara, dia tidak akan bisa menjelaskan kejadiannya secara rinci. Bahkan mungkin dia tidak mengerti dengan apa yang sedang menimpanya saat ini.

"Karna kau ibu sambungnya, jadi aku akan menjelaskan hal ini kepadamu. Selama menjalani perawatan di sini, Harvey mendapatkan bimbingan konseling dari ahli kejiwaan. Untuk saat ini, dia sudah bisa di ajak berbicara namun masih ketakutan menerima kehadiran orang baru. Aku harap kau tidak terlalu banyak memberinya tekanan dan tolong hindari dia dari hal-hal yang memicu rasa traumanya."

Alih-alih memberi pernyataan yang meyakinkan, Jennie justru memberi jawaban singkat. "Baiklah."

Kemudian matanya beralih menatap sesosok anak kecil yang terduduk di atas ranjang. Luka di pipinya tampak sudah mengering bahkan cenderung mengelupas. Matanya pun tampak mengerjap dengan polos.

"John, ganti bajunya. Kita akan berangkat ke LA setengah jam lagi."

Maka setelah memberi perintah, Jennie langsung keluar dari sana. Tak ada sesi saling sapa apalagi sesi memperkenalkan diri. Harvey pun jadi menatapnya dengan nanar bingung.

Akan kemana takdir membawanya setelah ini?

Akan seberapa parah kehidupannya setelah nanti bersama Jennie?

°°°

Bel Air Mansion, Los Angeles, US
04.19 PM


"Ikuti wanita itu." Johnny memberi pengarahan dengan mata yang yang melirik Jennie sebentar. Harvey pun melakukan hal yang sama namun ujung-ujungnya dia hanya berdiri menunggu Johnny.

Sejak bertemu di rumah sakit Moskow, memang hanya Johnny yang terus berinteraksi dengannya. Sementara Jennie sama sekali tidak berbicara. Dan hal itu tentu menimbulkan ketakutan pada diri Harvey.

"Wanita itu adalah ibumu." Johnny berjongkok. Lalu, merapihkan poni Harvey yang berantakan sambil menyunggingkan senyum lebar. "Dan rumah besar ini, adalah rumah barumu."

Harvey masih belum bersuara. Terlalu bingung harus merespon bagaimana.

"Paman tidak tinggal di sini. Jadi, tak perlu menunggu Paman mengeluarkan barang-barang dari bagasi. Masuklah ke dalam dan lihatlah bagaimana mewahnya rumah barumu."

"...."

"Masuklah, Vey."

Karena Harvey selalu diam seperti patung, Johnny pun memberinya beberapa butir permen sebagai sogokan. "Nanti akan paman beri lebih banyak. Tapi pertama-tama, kau harus masuk dulu."

𝐌𝐎𝐌𝐌𝐘 𝐉𝐀𝐍𝐄 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang