Sehari sebelum datang ke acara itu, Harvey sudah berjanji, bahwasanya dia tidak akan melakukan sesuatu yang bisa mengganggu Jennie. Jennie pun menyetujui janjinya itu. Sebab, dia selalu merasa tidak nyaman jika Harvey berada di dekatnya terlalu sering.
Cukup lama Harvey duduk sendirian di mini bar menikmati segelas cocktail yang bartender sajikan. Sikap introvert nya yang tidak suka berbaur itu pun sedikit memberi keuntungan karena dia tidak merasa kesepian saat tak memiliki teman berbincang.
Dia hanya sibuk memperhatikan hal-hal di sekitarnya. Mulai dari orang-orang yang berlalu lalang, sampai orang-orang yang menikmati musik keras sambil bergoyang. Sebenarnya itu tidak terlalu menarik untuk di perhatikan. Tapi ketika melihat Jennie menghabiskan banyak minuman, mata Harvey seakan terkunci hingga tak bisa melirik hal yang lain lagi.
"Apa dia akan baik-baik saja setelah minum sebanyak itu?"
Meski sudah mulai khawatir, tetapi Harvey tetap mencoba untuk tenang. Bagaimanapun, Jennie adalah wanita dewasa yang pasti lebih tahu seberapa kuat tubuhnya dalam mentoleransi minuman beralkohol. Oleh sebab itulah, Harvey tidak berbuat apapun.
Namun tak berselang lama setelah itu, Harvey malah melihat pemandangan yang kurang menyenangkan. Di mana Damian datang menarik pinggang Jennie dan Jennie terlihat tidak nyaman.
Itu jelas pemaksaan.
Harvey yang awalnya hanya khawatir sedikit, lama-lama jadi tak tahan. Entah mengapa, ada rasa amarah di hatinya ketika melihat tangan Jennie di tarik paksa oleh Damian.
"Let's go home, Honey."
Berpura-pura menjadi kekasih Jennie adalah jalan terakhir. Itulah yang Harvey pikirkan saat ingin menyampaikan kalimat singkat yang mengejutkan itu. Karena setelah Harvey perhatikan, Damian terlihat begitu obsessed dan keras kepala. Jadi bukan ide yang bagus bila datang-datang Harvey hanya bisa flexing sebagai anak angkat Jennie saja.
Bisa-bisa Damian menertawakannya, kemudian meneriaki nya gila.
"What the fuck! Is this a dream? I can't believe that the ice lady could have a boyfriend with that arrogant attitude!"
Dan pada akhirnya, Damian hanya bisa marah-marah sendiri. Dia tak berani mengejar Harvey dan Jennie yang sudah berada jauh di depan sana.
Sambil sedikit tertawa, Jennie melirik Harvey yang masih setia memeluknya dari samping. Matanya memandang dengan sayu. Harvey pun jadi menghentikan langkahnya karena sadar bahwa dia sedang menjadi objek fokus.
"Apa?"
"Am I your Honey?"
"No."
"Then, why you call me Honey?"
"Aku adalah tipe orang yang tidak suka melanggar larangan. Apa kau pernah melarangku untuk jangan memanggilmu demikian?"
"Tidak."
Harvey tersenyum senang. "Kalau begitu, jangan marahi aku. Aku tidak melakukan kesalahan apapun."
Relfek Jennie mendorongnya. "Sekarang aku melarangmu." ucapnya sambil berdiri sempoyongan.
Harvey yang melihat hal itu, langsung ingin mendekatinya lagi. Dia takut jika Jennie kehilangan keseimbangan lalu jatuh dan terluka.
"Tiga meter." wanita itu tiba-tiba mempelototinya.
"Apanya yang tiga meter?"
"Jarak kita. Jangan dekat-dekat denganku."
"Tapi kau sedang mabuk..."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐌𝐌𝐘 𝐉𝐀𝐍𝐄 ✓
Romance"Mommy" -(n) a hot female version of Daddy Di dalam hidupnya, Gracella Jennifer Jane hanya pernah jatuh cinta sekali. Itu pun cinta yang menjadi luka untuknya karena pria itu lebih memilih wanita lain. Memutuskan berpaling dan mengobati rasa sakit...