Ini jelas ada yang salah. Sepertinya Jennie perlu memeriksakan dirinya ke Dokter. Mengapa belakangan ini dia sangat mudah merasa iba? Bahkan terlalu gampang terayu dengan tatapan sendunya dan cenderung tidak tega untuk berucap kata tidak.
"7.30 pm."
Harvey terlihat bingung. "What?"
"Itu jam keberangkatanku. Telat sedetik saja, kau akan ku tinggal di rumah itu." jawab Jennie sembari berjalan lebih dulu.
Harvey pun tersenyum menatap punggungnya yang mulai terlihat jauh. Terlalu bahagia karena tak mendapat penolakan dari sang ibu. "Ibu! Tunggu aku!" ucapnya sembari sedikit berlari.
Jennie mana mau mendengar. Dia hanya akan melakukan hal yang dia inginkan. Yaitu apa? Mengabaikan Harvey. Tak peduli seberapa tinggi rasa simpatinya, hati yang pernah terluka itu juga perlu dia lindungi. Koyaknya terlalu besar hingga sejauh apapun waktu berjalan, luka itu masih sulit untuk disembuhkan.
"Apa tidak bisa lebih laju? Aku malas berlama-lama bersamamu."
"Jalanan sedang ramai. Aku tidak ingin kecelakaan dua kali."
Maka setelah itu Jennie membisu. Dia tak lagi melayangkan protes dan mulai sibuk menatap lurus ke arah jalan. Sementara Harvey, sempat sesekali mencuri pandang ke arahnya.
"Kenapa?"
Jennie menyahut tapi tidak menoleh. "Kenapa apa?"
"Menghindariku."
"Memang kau ingin aku bagaimana? Menyembahmu?"
"Tidak. Apa begitu sulit menatapku saat kita berbicara? Ku perhatikan, kau selalu menghindari kontak mata denganku. Bahkan tak ingin memandangku setiap kali kita berada di mobil. Apa aku melakukan kesalahan?"
"Ya, kau melakukannya."
"Apa?"
Kali ini Jennie menatap Harvey dengan wajah memerah. "Kesalahanmu adalah... kau terlalu mirip dengannya!"
°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐎𝐌𝐌𝐘 𝐉𝐀𝐍𝐄 ✓
Romance"Mommy" -(n) a hot female version of Daddy Di dalam hidupnya, Gracella Jennifer Jane hanya pernah jatuh cinta sekali. Itu pun cinta yang menjadi luka untuknya karena pria itu lebih memilih wanita lain. Memutuskan berpaling dan mengobati rasa sakit...