Chapter 19| Their Confession

4.5K 398 355
                                        

Nama lengkapnya adalah Jacob Damian Dimitri. Dia merupakan seorang pengusaha terkemuka yang telah menyandang gelar duda sejak sepuluh tahun yang lalu. Namun meski demikian, dia belum memiliki keturunan. Dia hanyalah seorang pria matang yang tak memiliki tanggungan apapun di tengah banyaknya uang yang dia hasilkan.

Sejauh yang Jennie dengar, kandasnya pernikahan mereka karena Damian sendiri yang berselingkuh. Padahal saat itu, umur pernikahannya dengan mantan istrinya baru berjalan setengah tahun.

Ironis memang.

Apa sifat lelaki memang seperti itu? Tak peduli seberapa bagus pun yang mereka miliki, mereka tetap tidak merasa cukup.

"Entah kau tahu atau tidak, tapi aku memiliki pengalaman yang buruk dengan pria yang hobi berselingkuh. Dikarenakan kau juga tak ada bedanya dengan dia, maka jangan berharap aku akan memberimu kesempatan untuk mendekatiku! Kau pikir karena kekasihku tak ada di sini, kau bisa berbuat seenakmu? Tidak, tuan Dimitri! Yang mengendalikan aku dan perasaanku, tetaplah diriku! Ancaman murahanmu itu sama sekali tidak akan mempengaruhi keputusanku!"

Sekilas senyum pahit dapat Jennie lihat dari bibirnya. "Kau termakan omong kosong itu juga, ya?" tanya nya sambil tertawa hampa. "Aku tidak pernah berselingkuh. Aku yang diselingkuhi."

"I didn't trust you."

"Demi Tuhan, Jennifer Jane. Aku sama sekali tidak berbohong! Rumor itu muncul karena aku yang membuatnya, dan hal itupun aku lakukan agar aku bisa melindungi nama baiknya dari mulut-mulut jahat. Mungkin dari image ku, aku terkesan seperti pria buruk. Tapi ketahuilah, berselingkuh sama sekali bukan gayaku."

Dari caranya menjawab dan memandang, sepertinya dia berkata jujur. Alih-alih langsung percaya dengan rumor yang beredar, seharusnya Jennie mengumpulkan lebih banyak sumber informasi agar mendapatkan fakta yang konkrit. Jika kebenarannya memang seperti yang dia sampaikan, bukankah berarti dia pria yang baik? Bahkan dia rela reputasinya rusak hanya demi menjaga nama baik mantan istrinya yang Jahannam itu.

Tapi hal-hal seperti itu juga bukan sesuatu yang baru. Orang-orang yang jatuh cintanya berlebihan memang gampang dibodohi 'kan? Sama halnya dengan Jennie dulu yang tak berpikir dua kali mengorbankan sesuatu.

"I've had a crush on you for two years."

Jennie tak menggubris. Dia hanya fokus mendengarkan.

"Malam itu kita bertemu untuk pertama kalinya di peresmian resort milik tuan Kaiser. Aku ingat sekali, saat itu kau memakai gaun merah maroon. Rambut panjang di gerai serta memakai perhiasan mahal yang sangat berkilau. Tak sama seperti orang-orang yang bergerombol ingin bersalaman denganmu, aku hanya bisa duduk di sudut ruangan dengan segelas minumanku."

"Orang-orang bilang, kau adalah pemilik perusahaan besar sekaligus seorang arsitek internasional. Meski kau menyambut orang yang datang padamu dengan senyuman tapi sesungguhnya kau sangat susah untuk di dekati dan dibuat tunduk. Mereka juga bilang bahwa kau begitu cerdas, bisa melakukan apapun sendiri hingga membuat rasa kagumku kian membesar. Tapi aku juga agak kesal kenapa aku baru bertemu denganmu di hari itu. Andai saja kita bertemu lebih awal, aku mungkin tidak akan menjatuhkan hatiku untuk wanita manja yang tahunya hanya cara menghabiskan uangku saja. Dia sangat berbanding terbalik denganmu."

"Aku tahu perasaan tak bisa dipaksakan, tapi biarkan aku memperlihatkan bagaimana aku mencintaimu, Jennie. Aku berjanji, aku tidak akan menggunakan cara kotor lagi." tutur Damian sungguh-sungguh.

Jennie tampak berdiri dari kursinya, menaruh blazer nya di lipatan lengan, lalu mengambil tasnya yang terletak di atas meja.

"Kau ingin mendapatkanku? Lakukanlah, tapi pastikan kau meminta izin pada kekasihku lebih dulu."

𝐌𝐎𝐌𝐌𝐘 𝐉𝐀𝐍𝐄 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang