Bab 21: Pratama Samudera

8.9K 657 12
                                    

Sabila melamun di ruangan IGD yang tak biasanya kosong itu. Pikirannya melayang ke kejadian siang tadi.

Paul dan Syarla menemuinya di rumah. Mereka memeriksa HP Sabila dan memastikan bahwa HPnya aman dan tidak tersadap. Dalam kunjungan singkat itu, Sabila berusaha lagi untuk mencari tahu lagi mengenai pekerjaan Renner. Well, lebih dari pekerjaan sih.

Tak banyak yang Sabila dapatkan, mereka juga sama rahasiaannya dengan Renner. Tapi setidaknya, Sabila jadi tahu sedikit mengenai orang tua Renner. Ibunya meninggal ketika Renner lahir. Sedangkan ayahnya, seorang militer, meninggal saat Renner SMP, meski Paul tidak menjelaskan sebabnya. Namun Sabila jadi mengerti kenapa Renner terlihat dingin dari luar, tapi sangat perhatian kepada teman-teman timnya.

Ketika bertanya tentang kasus Candy Pop, mereka kompak menolak menjawab. Sabila akhirnya memberi pertanyaan menjebak mengenai jahitan Renner yang harus dilepas minggu depan, dimana Paul bersikeras bahwa Renner tidak bisa diganggu.

Jadi, minggu depan pasti ada sesuatu. Tapi apa?

⏳⏳⏳

Renner memasuki ruang meeting dengan wajah tertekuk. Empat anggota timnya sudah menunggu dari tadi. Ia harus menyesuaikan jadwal karena Pak Dewa baru ada waktu, dan semua yang menyangkut kasus Candy Pop dan Tama merupakan hal sensitif yang harus dijelaskan face-to-face.

"Kenapa Bang?" tanya Syarla khawatir.

"Rumit." Renner menggaruk-garuk kepalanya.

Penjelasan Renner membuat timnya tak kalah pusing. Sesuai dugaan, Pratama, atau Tama adalah seorang detektif yang ditugaskan untuk melakukan misi deep undercover. Tugasnya, untuk memonitor pergerakan Falcon sejak dua tahun lalu. Falcon adalah seorang pengusaha kaya raya dengan bisnis dimana-mana, termasuk bisnis basah seperti tambang dan sawit.

Sebenarnya sudah beberapa kali polisi berusaha menangkap Falcon. Tapi ia terlalu pintar dan selalu punya pengacara handal untuk menghindari hukuman. Belum lagi uang suap sana-sini membuat Falcon hampir tak bisa disentuh. Pak Dewa mengatakan, bahkan jika mereka berhasil menangkap Falcon dalam kasus Candy Pop pun, belum tentu jaksa dapat berhasil mendakwanya.

"Tunggu, tunggu. Bukannya target kita itu Eagle?" potong Iqbal.

Renner mengangguk, "Iya, itu misi kita. Karena ini semua ide dan dananya Eagle. Tapi Falcon juga nggak kalah penting karena ini bisnisnya dia."

Setelah sekian lama, Tama mendapatkan kepercayaan Phyton dan bekerja langsung di bawahnya. Sesuai dengan informasi yang didapat Syarla, Tama tidak memiliki tugas spesifik di tim Phyton, tapi Phyton sangat bergantung kepadanya untuk membereskan hal-hal perusahaan. Selama ini, Tama sedikit demi sedikit mengumpulkan semua bukti praktik gelap perusahaan-perusahaan Falcon. Tapi tak disangka, Falcon akhirnya merambah ke bisnis narkotika beberapa bulan lalu.

Tama yang masih setia berpura-pura jadi kaki tangannya juga kadang harus membantu dalam bisnis narkoba ini. Sampai akhirnya Tama ia tak sengaja bertemu dengan Team Shadow di Rawamangun. Tapi Ia mau tidak mau tetap membantu Phyton di hari itu untuk menjaga identitas palsunya.

"Tunggu, Tama itu, gimana dia bisa kenal lo?" tanya Paul.

"Tama, Pratama Samudera. Dia panggilannya Sam di polisi. Gue pernah satu tim sama dia di kasus illegal logging lima tahun lalu. Dulu dia jauh lebih kurus, nggak kumisan, makanya gua gak ngenalin di CCTV footage. Tapi dia berusaha ngasih tau ini dengan ngirim pesan ke Sabila." jawab Renner.

"Terus, dia bisa tau tentang lo di RS Medika gimana caranya?" tanya Paul lagi.

Renner mengangkat bahu, "Nggak tahu persis. Tapi lo kebayanglah, keahliannya dia apa kalo udah deep cover dua tahun gitu. Ular banget. Pasti dia ngawasin RS sih, entah dari mana."

Two Worlds Colliding [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang