Esok harinya, Sabila masuk RS Medika dengan was-was. Falcon nggak mungkin muncul disini kan? Batinnya.
Di awal shiftnya ini, ia langsung masuk ke kamar Sam yang baru selesai menyantap makan siangnya.
"Gimana? Ada keluhan?" tanya Sabila.
"Ada Dok, makanannya ga enak." jawab Sam bercanda.
"Mas, nggak baik loh nahan sakit." ucap Sabila.
Sam tersenyum, meski ia ahli dalam menyembunyikan ekspresi, tapi cukup sulit membohongi dokter yang juga ahli dalam menganalisa pasien.
"Iya, di tempat operasinya nyeri ya. Saya juga mual sedikit." jawabnya.
Sabila mencatat keluhannya itu, "Mualnya wajar karena badan lagi adaptasi. Tapi nanti saya tambah obat anti mual. Dokter Novia nanti siangan baru bisa ngecek kesini, sekalian bawa hasil lab juga."
Sabila terdiam agak lama, berpikir apa ia harus menanyakan tentang fakta yang ia peroleh dari Renner tadi malam. Sam membaca ekspresi khawatir Sabila.
"Kenapa, Dok? Ada komplikasi kah dari operasi saya?" tanya Sam.
"Eh- bukan..." Sabila akhirnya memutuskan untuk bertanya, "Kemarin aku makan malam sama Renner. Dia bilang operasi penangkapan Falcon gagal... Phyton gak mungkin kan kesini nyari Mas?"
Sam mengangkat alisnya. Sedikit tertawa, "Aku tahu kok tentang penangkapan yang gagal itu, dan enggak. Jangan khawatir, tenang aja. Kalo Phyton udah mau bunuh aku, dia udah disini dari semalem. Dia sibuk pasti, sibuk kabur."
"Tapi Renner bilang..." Sabila berkata lirih, menggigit bibirnya, "Aku boleh nggak sih, ngasih tau Renner kalo Mas dirawat disini?"
Sam terkekeh lebih lama kali ini, "Ya bolehlah.."
"Loh?" Sabila terheran.
"Aku kan udah ngasih tau alesan aku sembunyi dari polisi. Masalah administrasi. Masalah tes kesehatan. Kalo Renner tau aku sakit, emangnya dia bakal ngelaporin aku ke kantor? Kan enggak. Aku percaya dia jaga rahasia aku, sama kayak aku jaga rahasia dia." jawab Sam.
"Lagian, kasian kamu kalo mesti rahasia-rahasiaan dari Renner. Rahasinya Renner udah banyak. Nanti pacarannya jadi miskom." lanjutnya lagi.
"Eh- aku nggak pacaran sama Renner. Tapi...emang dia banyak rahasia?" pungkas Sabila.
"Rahasia kerjaan loh ya. Bukan yg aneh-aneh. Tenang, dia ngga punya simpenan ataupun istri muda." jawab Sam sambil tertawa, Sabila baru sadar bahwa Sam sedang menggodanya.
"Ih! Mas rese deh." balas Sabila sambil memukul lengannya pelan.
"Mas nggak ada siapa gitu yang jengukin? Kusuruh Renner kesini, mau?" tanya Sabila. Sebenarnya dari kemarin ia sudah menaruh kasihan terhadap Sam yang tidak ada penjenguk, apalagi penjaga.
Sam hanya mengangkat bahunya, "Aku udah dua tahun nggak punya tim. Kerja sendirian. Kalo Renner mau kesini ya, silahkan aja."
Sabila mengangguk, menjelaskan kapan ia akan kembali lagi dan pamit untuk memulai shift-nya di IGD. Keluar ruangan Sam, ia mengirim pesan singkat ke Renner.
Dokter Sabila RS Medika
Ren, masih libur kan? Main ke RS mau? Aku kemarin mau cerita, kalo pasien VVIP-ku itu Mas Sam. Temenin dia gih, kasian sendirian.Renner Polisi
Bisa2nya nggak bilang. Aku lg di kantor ngambil data, abis ini kesana.
Lagian nggak bahaya apa kamu deket2 dia? Udah kubilang Phyton bisa jadi nyariin dia.Dokter Sabila RS Medika
Aku tanda tangan NDA kmrn. Barusan nanya Mas Sam katanya boleh bilang kamu. Mas Sam jg bilang masalah Phyton aman.
![](https://img.wattpad.com/cover/363616168-288-k585293.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Worlds Colliding [Terbit]
AksiRenner dan Sabila, dua orang dengan profesi berbeda yang menguras tenaga- seorang AKP dan dokter emergensi, bertemu dalam sebuah keadaan yang membuat mereka jatuh cinta...atau tidak? 🍣