36. Satu Kamar

2.9K 154 8
                                    


Waktunya pulang.

Leta memandang Mara yang tertidur lelap di kasur. Anak itu akhirnya bisa tertidur juga setelah Leta menemaninya mengobrol dan membaca buku cerita. Seharian tadi, Mara bete luar biasa karena Aldo terus menjahilinya. Apalagi, menurut Mara, Aldo tidak serius latihan drama sehingga latihan mereka terus terhambat dan tidak efektif. Padahal, beberapa hari lagi penampilan mereka akan digelar. Saking kesalnya, Mara jadi tidak bisa tidur dan manja ingin Leta temani sampai tidur. Leta berusaha menghibur Mara, untunglah anak itu terhibur dan sekarang tidur nyenyak.

Leta tersenyum lalu mengusap pelan rambut Mara. Perempuan itu merasakan ikatan sayang. Entah sayang karena terbiasa bersama atau Mara memang mudah disayang meski ngeselin, Leta mengakui dalam hati kalau dia sudah mulai menyayangi anak itu.

Apakah yang dirasakannya ini sama seperti sepersekian perasaan Elio terhadap Mara?

Memikirkan pria itu menyayangi Mara luar biasa besar membuat Leta mengakui kalau Elio -meski menyebalkan- adalah pria baik dan bertanggung jawab.

"Mimpi indah," bisik Leta lalu berjalan meninggalkan kamar Mara dan menutup pintunya pelan-pelan.

Perempuan itu berjalan ke ruang tengah untuk mengambil tas kecilnya yang disimpan di sana lalu pulang. Dia tidak akan berpamitan dengan Bu Lila karena beliau sudah tidur. Begitu Leta berbalik untuk berjalan ke ruang tamu, terdengar suara pintu rumah dibuka. Elio muncul dari ruang tamu dengan wajah pusat masai.

Tumben, pikir Leta. Sudah jarang mereka berpapasan seperti sekarang.

"Udah pulang?" Leta menyapa.

Elio tampak terkejut melihat keberadaan Leta. "Kok masih di sini? Ini udah malem banget."

"Mara pengen ditemenin tidur dulu. Dia baru tidur barusan."

Elio mengernyit. "Kenapa?" Pria itu berjalan mendekati Leta dan menyimpan tasnya di sofa.

"Biasa, bete sama Aldo."

Elio angguk-angguk. Kemudian, pria itu terdiam dengan kening dan alis mengkerut. Dia berjalan dengan lunglai menuju dapur lalu meraih gelas, mengisinya dengan air minum, dan meminumnya sampai tandas.

Leta mengernyit saat menyadari penampilan Elio tampak memprihatinkan. Bukan hanya wajahnya yang pucat tetapi kemeja dan rambutnya juga berantakan. "Kamu...baik-baik aja? Kok kayak pucat gitu?"

***

🔒

Hiii!

Bab 36 sudah aku update di Karyakarsa, yaaa. Kalian bisa cek akun @upaim atau lunjungi link: karyakarsa.com/upaim

Happy Reading 🫶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading 🫶

The Fake-Date Proposal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang