38. Romeo dan Juliette

2.5K 204 24
                                    

Hi! Btw aku udah post bonus bab di akhir bab 37 di Karyakarsa, ya. Yang kemarin udah dukung, tinggal baca aja. Sama aku juga post additional part di Instagram private @0ursun_

 Sama aku juga post additional part di Instagram private @0ursun_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, masuk bab 38. Happy reading ❤️

***


Elio si gila kerja, kembali ke kantor keesokan harinya begitu pulih dari sakit. Sepertinya, saat istirahat di rumah juga, Elio tetap berkutat dengan laptop dan pekerjaannya. Leta melihat pria itu terus mengenakan kacamata dan beberapa kali fokus ke iPadnya saat di rumah. Namun, meski keesokan harinya Leta sakit karena tertular Elio, Leta senang karena mengkonfirmasi perasaannya dan perasaan Elio aman dari berbagai macam infeksi.

Selama beberapa hari berikutnya, Leta sama sibuknya dengan Elio. Intensitas mereka untuk bertemu berkurang karena Elio kembali berangkat pagi dan pulang malam. Di sisi lain, Leta sibuk mempersiapkan penampilan Mara; latihan, kostum, make up, dan printilan perlengkapan yang dibutuhkan pada hari H.

Dan...hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari ini, Mara akan tampil di penampilan drama sekolah sebagai pemeran utama. Subuh-subuh sekali, Leta dan Mara berangkat ke sekolah. Leta membawa keperluan Mara dan setas besar make up yang aman untuk anak, kostum, serta bekal sarapan. Mara tampak sangat bersemangat. Dia mewanti-wanti Ayahnya dan Omanya untuk datang tepat waktu ke sekolah sesuai undangan.

Begitu sampai di sekolah, Leta luar biasa sibuk. Sama seperti Ibu-Ibu teman Mara, Leta membantu Mara menghias diri dengan make up, menata rambut, dan memakaikan kostum. Kalau sebagian teman-teman Mara punya penata rias sendiri, Mara justru ingin Leta yang mengurus semua. Leta? Oh, tentu saja perempuan itu senang bisa melakukan hal yang disukainya. Mereka bersiap-siap di kubikel pribadi di belakang aula. Setelah berkutat selama satu jam, Leta menyuruh Mara berdiri di depan cermin.

Mara luar biasa cantik. Anak perempuan itu memakai dress berumpak-umpak dengan warna broken white. Mutiara biru dan bunga kecil menghias seisi gaun. Sepatu yang dikenakannya merupakan sepatu kaca bening dengan hiasan bunga mawar kecil di bagian tengah. Sedangkan rambut hitam yang panjang milik Mara digelung ke belakang dan dihias tiara dan bunga. Make up di wajah Mara tipis saja, tetapi menonjolkan matanya yang bulat dan bibirnya yang kecil. Leta berbangga diri karena berhasil mengubah Mara yang sudah cantik makin cantik.

"Wah, kamu bener-bener bakal jadi aktris kalau udah gede nanti. Cantik," puji Leta dengan senyum lebar.

Mara tersenyum puas sambil melihat diri sendiri di cermin. "Makasih Mama. Aku suka banget dress sama hiasan rambutnya."

"Sama-sama, sayang. Mara siap buat tampil?"

Mara mengangguk. "Tentu aja," katanya yakin. "Tapi apa Aldo udah siap? Kalau dia nangis lagi kayak pas latihan kemarin, penampilan dramanya bakal berantakan, kan?"

The Fake-Date Proposal [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang