Part 30

13 1 0
                                    

Menjelang hari ujian Sekolah Tasya benar-benar di gurui oleh calon suaminya sendiri. Rangga yang terus berkeliling membawa rotan memutari Tasya yang masih fokus dengan soal yang dia berikan.

"Bisa diem engga?" tanya Tasya yang mulai pusing melihat Rangga tidak hentinya mengelilingi dirinya.

"Udah kerjain!" ucap Rangga lalu memukul meja belajar Tasya dan duduk di kasur sembari terus mengamati Tasya.

"Perasaan ujian CPNS enggak segalak ini!" protes Tasya tidak terima dengan perlakuan Rangga.

"Lulus sekolah aja belum, sok tau rasanya ujian CPNS!" balas Rangga lagi-lagi memukul meja dengan rotanya itu.

Gadis itu melirik ke arah Rangga. "Kalau hasil nilai kamu rata-rata sembilan, kita jalan-jalan keluar negeri" ucap Rangga memberi hadiah. Alih-alih yang di hadiahi melongo tidak terima dengan permintaan Rangga.

"Yang bener ajaa, dari awal emang udah enggak niat kasih hadiah" bantah Tasya yang merasa mustahil dengan tantangan Rangga.

"Bisa, gw aja bisa" ucap Rangga membanggakan diri. Dia menatap Tasya seakan mengejek.

"Itu elu! Jangan samain dong" ucap Tasya tidak terima. "Dapet tujuh puluh aja udah syukur gw" imbuhnya lalu mengacungkan jari tengah.

Plakk

Rotan itu seketika memukul tangan Tasya dengan keras. Dia merintih kesakitan karena rasa perih yang dia rasakan. Tasya terus memegang jarinya dan bergumam kesal kearah Rangga.

"Delapan puluh" ucap Rangga menurunkan tantangannya. Tasya sama sekali tidak menggubris. "Jalan ke korsel" ucap Rangga seketika Tasya menoleh dan menyipitkan matanya.

Tumben banget Pria itu tidak pelit karna biaya pergi ke Korea Selatan mahal. Tasya lalu bangkit berjalan menghampiri Rangga. Dia lalu ikut duduk di samping Rangga dengan menghadap Pria tersebut. Tasya menunjukkan jari tengah nya yang terpukul tadi.

"Sakit, ada darah" teriak Tasya lalu memeluk Rangga. Dia sangat tidak bisa melihat darah yang terus keluar dari jarinya.

Rangga dengan cepat melihat Jari Tasya dan menghisap darah yang keluar hingga berhenti. Dia lalu bangkit mengambil Hansaplas menempelkannya di jari tengah Tasya. Gadis itu masih menangis dengan menyenderkan kepalanya ke bahu Rangga Dia enggan melihat tangan nya sendiri.

"Udah, maaf ya" ucap Rangga menyesali perbuatannya.

"Makanya jangan asal pukul" protes Tasya kesal. Dia meniup jarinya berharap cepat sembuh.

"Sana, kerjain lagi" usir Rangga mendorong tubuh Tasya agar segera menyelesaikan soal yang dia berikan. Gadis itu berdecak kesal terpaksa kembali duduk di meja belajarnya.

Pria itu perlahan berbaring di atas kasur sembari memukul-mukul lantai dengan rotan. Hingga suara itu perlahan menghilang. Tasya yang sadar dengan suara yang mulai sunyi dan seruan nafas keluar masuk perlahan. Dia menoleh melihat Rangga yang tidak sengaja terlelap tidur. Tasya hanya bisa tercengang lalu tersenyum. Dia mengambil rotan di genggaman tangan Rangga, membiarkan Pria itu tidur dengan nyenyak.

***

Hari ini hari penentu liburan Tasya jalan-jalan ke Korea Selatan bersama Rangga. Dia masuk gerbang sekolah dengan sangat percaya diri merasa dirinya sudah menguasai semua elemen bumi karna bimbel yang dia lakukan bersama Rangga.

Rangga yang menatap Tasya keheranan karna terus senyum-senyum sendiri. "Jalan pakai mata, nanti nabrak!" teriak Rangga dari sebrang jalan. Gadis itu menoleh dan berlagak mengusir Rangga agar segera pergi dari sini. Pria itu lalu masuk mobil dan meninggalkan sekolah.

Sekitar jam sepuluh semua siswa kelas 12 berhamburan keluar kelas. Melepaskan diri dari Ujian yang membuatnya pusing. Tasya yang bergegas lari keluar gerbang tidak sabar ingin bertemu sang kekasih yang sudah menjemputnya di sana.

Rafu [ Lembaran Baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang