Ilernya sudah membasahi bantal, padahal sudah siang Tasya masih asik dengan kasurnya. Hari libur itu adalah hari surga bagi Tasya, dimana ia tidak akan membebani dirinya sendiri dengan pelajaran."TASYAAAAA, ANAK GADIS TIDUR TERUSS, BANGUN KENAPA SIH!?" ucap Maria memasuki kamar Tasya. Ia melihat putrinya ini terdampar seperti ikan paus.
"Bangun! Bersihin kamar mandi sana!" teriak Maria di kuping Tasya, Membuat Tasya menutup kuping nya dengan bantal.
"Ayo bangun!" geret Maria menarik tangan Tasya yang tertidur pulas.
"Ma, tinggal Bi Uyen yang bersihin kok repot" ucap Tasya dengan muka cemberutnya.
"Udah Mama suruh pulang, biar kamu bisa ngerjain pekerjaan rumah" ucap Maria terus mengeret tangan Tasya.
Matanya membulat seakan tak percaya. "Whattt, apa-apaan sih Mama" ucap Tasya lesuh ia tidak mau untuk membersihkan kamar mandi.
"Kamu itu bentar lagi mau jadi istri Pilot makanya sekarang belajar dulu tugas istri apa aja, biar ngak malu-maluin Mama sama Papa" ucap Maria terus menerus mengeret tangan Tasya.
Sungguh malas sekali tubuhnya untuk jalan, ia masih menikmati tidur yang terus membuatnya terlena. "Ngak ah, Tasya ngak mau" ucap Tasya terus menolak. Sial! Usahanya sia-sia, ia terus di geret hingga depan kamar mandi dan Maria mendorongnya masuk langsung mengunci dari luar.
"Ma, buka! We lah sama anak sendiri di kurung di kamar mandi!" teriak Tasya terus mengedor-gedor pintu kamar mandi.
"Bersihin apa susah nya sih" ucap Maria lalu meninggalkan anaknya yang tersiksa di dalam kamar mandi.
"Mama,buka! Pa tolongin Tasya" teriak Tasya terus mengedor-gedor pintu kamar mandi.
"Punya anak satu cewek, brisik banget kaya kaleng pecah" ucap Arnan pusing mendengar teriakan Tasya yang terus koar-koar.
"Biarin aja biar dia tau kerjaan rumah" ucap Maria santai duduk menonton tivi bersama Arnan.
"Tasya ini anak kalian berdua! Bukan pembantu! Buka Ma!" teriak Tasya tak henti-henti ia terus menggedor pintu.
"Selesain dulu terus mandi sekalian kalau udah nanti Mama buka" ucap Maria santai lalu merangkul lengan Arnan.
"Anak kita nakal benget, dulu kamu ngidam apa sih?" Tanya Arnan memandang Maria.
"Mgidam paku payung" ucap Maria tersenyum menatap Arnan.
"Awas!" Umpat Tasya kesal didalam kamar mandi.
Selang beberapa jam Tasya menggedor pintu lagi. "Ma, buka Tasya udah mandi, udah bersihin kamar mandi, pokoknya Tasya udah sukses jadi babu!" teriak Tasya menggedor pintu kamar mandi semakin keras.
"Iya tunggu sebentar babu" ucap Maria lalu berjalan membuka pintu kamar mandi.
"Ihh Babu Mama udah cantik kan, lebih fresh" ucap Maria memegangi anaknya itu.
Tasya memicingkan bibirnya kesal, ia membulatkan matanya. "Babu!? Whattt!? Aku anak Mama" ucap Tasya melepas pegangan Maria lalu masuk menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafu [ Lembaran Baru]
Novela JuvenilJangan lupa folollow, comen Dan vote.. 😘 Kritik Dan pesan saya tunggu... ☺ Cinta diujung tanduk.. Rangga & Tasya Kejadian itu Adalah hal yang paling buruk . Ciuman manis kini tidak dirasakan Tasya lagi.. 😢