Part 7

64 15 3
                                    


Semua menoleh kearah dimana mobil hitam itu memasuki sekolah. Ya, mobil Rangga memang tidak sebagus mobil Gladis. Tapi, bisalah untuk bergaya.

Keysa dengan sopanya membunyikan klakson. Dia terburu-buru tidak ada waktu untuk menghantam satu persatu siswi yang menatapnya norak.

"Anjir, mobil siapa? Bokap lu?" tanya si Mawar yang kebetulan ketemu di parkiran sekolah. Mawar yang membawa montor terparkir di sebelah pojok sendiri sesuai parkir yang sudah di tetapkan.

"Alah, banyak tanya lu, cepetan masuk telat, gw males banget telat" ucap Tasya berusaha mengalihkan pembicaraan lalu menarik tangan Mawar untuk segera ke kelas.

Mawar sesampainya di kelas langsung heboh menemui kedua temannya yang masih duduk berhadap-hadapan.  Dengan tanpa dosa Mawar menarik bangku anak cowok culun di sekolah sehingga si empunya terkaget dan duduk di bawah.

"Gw kasih tau, ya" ucap Mawar mulai menggosip tentang Tasya.

"Tasya bawa mobil" ucap Mawar kegirangan.

"Mobil bokapnya, terus kenapa?" tanya Jeni tidak paham dengan Mawar sampai seheboh itu.

"Eh, kutu air! Kalian pada lupa Tasya kan ngak boleh bawa mobil ke sekolah sama bokapnya!" perjelas Mawar menatap serius temannya.

"Beneran sya!? Lu bawa mobil?" ucap Jeni yang duduk bersebelahan dengan Tasya. Tasya mengangguk malas.

"Mobil siapa? Bokap lu?" tanya Gladis serius.

Keysa terdiam lalu mengangguk. "Iya, mobil bokap gw" ucap Tasya berbohong dari pada dia harus menceritakan sebenarnya bakal jadi bahan pembicaraan lagi.

"What!? Lu kan ngak boleh bawa mobil" ucap Mawar sangat kepo akurat.

"Ya elah beberan mobil bokap gw" ucap Tasya greget.

"Bokap gw lagi baik, dia masih libur" ucap Tasya lalu tersenyum.

"Ohhh" kompak semuanya ber oh ria.

Tasya menghela nafas lega akhirnya semua percaya dengan ucapannya. Memang teman-temannya ini ribet.

"War! Kasian tu si Malik duduk di bawah" ucap Gladis mendapati cowok culun duduk di bawah.

"Dasar Mawar melati" cicit Jeni kepada Mawar. Mawar bangkit dari duduknya lalu membenahi.

"Ahh, cie bekas dudukanya Mawar melati wangi tuh" ejek Tasya yang melihat Malik mendudukinya sebagai bentuk balas dendam Tasya kepada Mawar.

"Alah diem lu Malik! Jangan cium-cium bekas bokong gw!" ucap Mawar melototi Malik yang ada di sebrang mejanya.

"Lu juga sih, ada tempat duduk milih kursi Malik" ucap Gladis ikut tertawa.

"Cie yang suka bekasnya Malik" ucap Jeni menimbali.

"Malik dan Mawar, duoM" ucap Tasya tertawa puas. Sekelas langsung cekikikan gegara hal sepele seperti itu.

"Kampret semua" ucap Mawar males.

"Uluh ngambek si amang jametnya" ucap Gladis menjadi-jadi.

"Alpin pacar lu ngambek" teriak Tasya kearah jendela. Di balik jendela sana ada pagar tembok yang tinggi dan disitulah sekolah Si Alpin mantan Mawar.

"Sya" panggil Jeni menyadarkan Tasya dan membuat Tasya menoleh dan bedehem.

"Ini kunci mobilnya?" tanya Jeni memegang kunci yang ada di laci. Keysa mengangguk dan menatap Jeni heran.

"Kok ada ID card namanya" ucap Jeni mencoba membalik siapa nama yang tertera belum sempat membaca Tasya langsung menariknya kembali.

"Oh, ID card" ucap Tasya lalu membaca terlebih dahulu. Matanya membulat tertera nama Arsyad Rangga Al-fatin dan tertera foto lelaki itu.

Rafu [ Lembaran Baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang