Jalur Pengharapan

20 1 0
                                    

Aku salah menaruh harap.
Keinginan ini terlalu besar.
Bahkan tidak terhitung nilainya.
Namun, apakah itu salah?

Aku pernah berhadap kepada manusia.
Lantas, aku pun kecewa.
Diriku dipatahkan oleh angan-angan sendiri.
Aku terluka, tertusuk tajamnya belati pengharapan.

Aku terlalu egois.
Semua yang diharapkan harus terjadi.
Tidak ada yang boleh keluar dari jalurnya.
Semua harapan harus berada di rel yang tepat.

Namun, sebagaimana ketetapan,
berharap pada makhluk-Nya hanya akan menyisakan luka.
Luka yang terus bertambah seiring merangkaknya waktu.
Luka yang sulit untuk disembuhkan.

Sekarang aku tahu tempat berharap terbaik.
Tempat berharap yang tidak akan pernah menyakiti.
Tempat berharap yang tidak akan pernah memberi luka.
Berharaplah hanya kepada Allah.
Tidak ada tempat berharap, kecuali kepada-Nya.

Antologi Puisi Mujahid AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang