Ekspektasi Realita

10 2 0
                                    

Jiwaku meronta.
Memaksa hati untuk meminta.
Menuntut raga untuk berdusta.
Merampas harta, takhta, dan cinta.

Akal sehatku telah gila.
Ia tidak bisa lagi berpikir jernih.
Otak suciku bahkan tertutup kabut.
Berselimut awan mendung.

Semuanya begitu melelahkan.
Semuanya begitu memedihkan.
Semuanya begitu menyakitkan.
Semuanya begitu menyesakkan.

Realita yang terjadi tidak sebanding dengan ekspektasi.
Imajinasi yang membekas bagai gula dan cokelat.
Namun, kenyataan justru sepahit empedu.
Sungguh, tidak ada ekspektasi yang menjadi realita.

Pergi tanpa tujuan dan pulang tanpa arahan.
Satu kebaikan
terhalang seribu kejahatan.
Begitulah cara Allah menguji setiap hamba-Nya.

Antologi Puisi Mujahid AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang