Masalah itu datang bertubi-tubi.
Ia menyerang dengan pukulan yang amat dahsyat.
Membuat diriku tak sanggup lagi untuk berpijak.
Ingin rasanya aku lari dan menjauh.
Namun, itu mustahil.Deras air mata pun mengalir.
Membasahi pipi yang tak lagi merona.
Wajah yang dulu bersinar,
kini telah redup.
Hilang sudah arah dan langkah.Raga yang kuat mulai rapuh.
Jiwa yang sehat mulai gila.
Pikiran yang jernih mulai kotor.
Hati yang suci mulai berdebu.
Kebaikan yang terpatri mulai tergantikan oleh kejahatan yang tercipta.Aku keliru.
Terlalu dangkal memikirkan semuanya.
Aku salah karena mulai berputus asa.
Diriku lupa bahwa Allah tak akan membebani seorang hamba di luar kesanggupannya.
Sungguh, aku benar-benar melupakannya.Allah memberikan ini karena aku kuat.
Aku bisa menghadapi berbagai tantangan dan rintangan.
Aku mampu melewati terjalnya perjalanan kehidupan.
Sejatinya masalah ini akan mendidikku menjadi pribadi yang lebih dewasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Mujahid Allah
PuisiManusia senantiasa terbuai pada kehidupan dunia yang sementara. Padahal dunia hanyalah senda gurau yang nyata. kehidupan abadi sejatinya di akhirat kelak. Tugas kita di dunia adalah mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Tugas kita adalah berjuang d...