Hujan turun bersamaan dengan air mataku yang jatuh.
Sepertinya dunia turut berduka atas sembilu yang aku rasakan.
Alam pun ikut berkabung dengan pahitnya kekecewaanku.
Setiap rintik yang turun mewakili hancurnya perasaanku.Aku tidak mampu berkata.
Aku tidak mampu bersuara.
Aku tidak mampu berbuat apa-apa.
Aku hanya mampu menatap hampa.Waktu berjalan begitu lambat.
Membuat sakitku bertambah hebat.
Rasa perihnya semakin dahsyat.
Melamahkan ragaku yang kian tersekat.Aku buta.
Siksa ini melupakanku pada Sang Pencipta.
Padahal Tuhan sudah berjanji
masih ada harapan untuk orang yang beriman.Aku tidak layak bersedih
karena sesungguhnya Allah selalu bersamaku.
Aku tidak perlu mengemis,
memohon pertolongan manusia.
Aku hanya perlu menggelar sajadah
dan berdoa kepada-Nya.
Sungguh, Allah Maha Mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Mujahid Allah
PoesíaManusia senantiasa terbuai pada kehidupan dunia yang sementara. Padahal dunia hanyalah senda gurau yang nyata. kehidupan abadi sejatinya di akhirat kelak. Tugas kita di dunia adalah mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Tugas kita adalah berjuang d...