Sebait Memori

9 2 0
                                    

Tak ada kata yang mampu terucap
‘tuk mengakhiri pertemuan kita.
Lidahku kelu
terjerat alunan perpisahan yang menderu.
Perasaanku luluh-lantak tak tersisa.

Kucoba yakinkan diri
perpisahan bukan akhir segalanya.
Ini langkah baru
tuk menempuh kehidupan yang nyata.

Biarlah waktu memisahkan kita
mengukir kenangan dan masa lalu.
Biarlah waktu berlalu
merenggut sebait memori dari relung hati.

Aku tidak akan melupakanmu.
Aku tidak akan melupakan kebaikanmu.
Aku tidak akan melupakan kehangatanmu.
Aku tidak akan melupakan keramahanmu.

Kita bersama atas takdir-Nya.
Kita bersama atas ketetapan-Nya.
Kita bersama di jalan-Nya.
Kita bersama di bawah naungan-Nya.

Simpul kuat mulai terlepas.
Berpencarlah lidi-lidi
bergelimpangan seorang diri
mencari teman ‘tuk arungi lautan baru.

Aku sendiri.
Tertiup angin,
terbawa badai,
terseret arus.

Maafkan kesalahanku.
Hapuslah tinta itu.
Namun, jangan kauganti dengan air mata.
Timpalah dengan segenap cinta.

Hati-hati di jalan.
Jaga dirimu baik-baik.
Aku tunggu kedatanganmu.
Jangan pernah lupakan aku.

Antologi Puisi Mujahid AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang