Perjuangan ini terasa begitu berat.
Lelah dan penat.
Ujian yang datang terlalu besar untuk dihadapi.
Badai kehidupan seolah ingin meruntuhkan pondasi kepercayaan yang telah dibangun.Aku mencoba bertahan dengan sisa-sisa harapan.
Kuambil kembali mimpi-mimpi yang sempat jatuh berserakan.
Akan tetapi, tak kutemukan cara untuk menggapainya.
Aku masih di sini.Titik jenuh sering kali menghampiriku.
Membuat diriku tersiksa dengan luka yang tak berkesudahan.
Sungguh, batinku bergejolak antara pasrah atau menyerah.
Aku dibuat rapuh karenanya.Hanya tangis yang mampu kusuarakan.
Hanya sunyi yang mampu kuutarakan.
Aku tidak sanggup berbicara sepatah kata pun.
Biarkanlah dunia tahu bahwa aku baik-baik saja.Aku ingin menyerah.
Diri ini rasanya sudah tidak sanggup untuk melangkah.
Namun, aku belum siap kalah.
Bukankah Allah akan menolong setiap hamba-Nya yang berserah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Antologi Puisi Mujahid Allah
PoesíaManusia senantiasa terbuai pada kehidupan dunia yang sementara. Padahal dunia hanyalah senda gurau yang nyata. kehidupan abadi sejatinya di akhirat kelak. Tugas kita di dunia adalah mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya. Tugas kita adalah berjuang d...