*Hai hai, maaf update nya lama
*Selamat membaca <3
**
Aku berjalan melawan arah mata angin, menjauh dari camp. Entah apa yang terjadi padaku, aku bukannya marah pada mereka. Ku berhenti, kulihat kulit tanganku yang mengerut kedinginan, ini pertama kalinya tubuh ini keluar dari kapal. Aku tidak berhak marah pada mereka.
Aku kembali melangkah, memikirkan berbagai macam hal yang sulit diterima. Rasanya semua salahku. Apa akan ada seseorang yang mengerti posisi ku? Mungkin Kiri.. entahlah, aku tidak ingin menyusahkannya lebih banyak.
Ku hampiri sungai yang tadi kami lalui. Beberapa pecahan es mengambang di atasnya. Kulihat bayanganku sendiri.
"Cantik," gumam ku. Aku tidak akan pernah memuji diriku sendiri seperti itu, tapi mengetahui bahwa orang lain lah yang seharusnya hidup dalam tubuh ini membuatku lega untuk mengatakannya, juga tidak. Jika dia masih hidup apa yang akan terjadi padanya?
Ku rasakan serpihan salju mendarat di pelupuk mataku, aku memandang ke atas. Sepertinya akan turun hujan salju ringan. Aku memejamkan mataku, aku merasa lega.
Benar, aku harus memperbaiki semuanya. Aku akan menyelamatkan Pandora bersama Kiri, Pandora akan damai, perang akan selesai.
Keseimbangan dunia yang harus kami ciptakan.
Saat ku buka mata, aku dikejutkan oleh sepasang mata biru. Dia seorang navi es, memandangku aneh dari atas sampai bawah.
"Bagaimana kau bisa bernapas?" tanya gadis itu dengan bahasa na'vi, dia memiringkan kepalanya. Dia jauh lebih tinggi dariku.
"Aku bukan manusia," jawabku menekan rahang. Dia mengerutkan dahinya. Lalu duduk di atas es dengan tangan yang menopang dagu.
"Kau bisa bahasa na'vi? Sejauh ini baru ada satu orang yang berbahasa na'vi," ucapnya.
"Jika kau bukan manusia, lalu kau apa?" timpalnya. Aku menghembuskan napas. Dari beberapa hari ke belakang kalimat itu yang ku tunggu-tunggu.
Bagaimana untuk menjawabnya? Kupikir seharusnya kukatakan saja bahwa aku manusia. Aku membungkam mulutku seraya menatapnya.
"Hm? Kau tidak ingin menjawabnya?" Dia cemberut dan bangun. Angin semakin kencang dan dari kejauhan bisa ku lihat badai yang akan datang.
Plash!
Suara es yang terjatuh ke sungai. Seorang anak na'vi laki-laki bersembunyi di balik batu.
"Oh bukankah sudah ku bilang untuk diam di rumah? Kamu nakal," ucap gadis di depanku memarahi anak itu. Dia kembali melihatku.
"Yah, aku harus pergi. Kita pasti akan segera bertemu lagi, aku adalah putri pemimpin klan es Muve Kexh'rdi, Yari," ucapnya tersenyum lalu berjalan ke arah anak itu.
Aku menghembuskan napas lega melihat mereka yang berjalan semakin jauh. Kurasa aku harus kembali ke camp, di saat aku berbalik, dia memanggilku sambil melambaikan tangan.
"Hei tunggu, siapa namamu?" Aku menurunkan pandanganku ke telapak tanganku yang mengkerut. Dadaku terasa panas.
"Aku..." Suaraku bergetar.
"Zeya- namaku Zeya. ZEYA'VY!!" jawabku setelah menarik napas panjang. Dia perlahan menurunkan tangannya kembali. Apa aneh? Tapi dia tertawa.
"Senang mengenalmu Zeya!"
Ah, aku sedikit emosional. Mataku berair. Beruntung mereka telah pergi. Ku pandang tanganku sekali lagi. Ku pejamkan mata, aku adalah na'vi. Identitas ku yang sesungguhnya, na'vi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑨𝒗𝒂𝒕𝒂𝒓: 𝓢𝓴𝔂 𝓟𝓮𝓸𝓹𝓵𝓮
Fiksi Penggemar"𝑮𝒓𝒆𝒂𝒕 𝒎𝒐𝒕𝒉𝒆𝒓, 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒖. 𝑩𝒆𝒓𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒋𝒂𝒘𝒂𝒃𝒂𝒏, 𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒆𝒅𝒂?" 𝙆𝙚𝙨𝙚𝙞𝙢𝙗𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖. °° 𝑮𝒓𝒂𝒄𝒆, 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒔...