Upacara baru saja selesai membuat semua murid berlarian masuk ke dalam kelas mereka masing masing karna lelah, panas matahari membuat mereka langsung tidak mood untuk belajar.
Sama seperti tujuh remaja yang baru saja mengikuti upacara eh lebih tepatnya hanya empat, tiga lagi mereka malah terang terangan membolos dan masuk ke barisan paling belakang saat upacara akan selesai.
"Gelo gelo panas anying!" Pekik Arel yang masih saja kepanasan, ia kira saat masuk ke dalam kelas akan merasakan adem yang luar biasa karna ada AC, tapi yang ada malah semakin panas.
"AC idup kaga si? Berasa ada di mana gue ini, panas banget njir!" Mazlan terus mengipas ngipas kan buku kepada wajahnya yang sudah dibanjiri keringat, sedangkan yang tadi bolos malah pada anteng, siapa lagi kalau bukan Kenzo Naren dan Rafael.
"Berasa di neraka ya maz? Gak heran si" celetuk Rafael mangut mangut.
"BELEGUG! Maneh we mereun di neraka!" Mazlan melempar bukunya yang ia gunakan sebagai kipas pada wajah Rafael yang sangat menyebalkan.
"Ketua kelas! Ini AC Lo sengaja matiin kah? Panas nih!" Gerutu Arvin, wajah putihnya sudah berubah menjadi merah membuat Kenzo tertawa bersama Naren dan Rafael yang sama sekali tidak kepanasan sangat, seperti mereka.
"AC nya rusak, padahal tadi engga" jawab Adrian sang ketua kelas, dia baru saja mengejek AC itu, tapi dia malah mendapat AC nya yang rusak.
"Ah anjir!" Seru mereka sekelas mendesah kecewa.
"Tenang! Gue punya solusi biar kalian kaga gerah lagi" ucap Naren tiba tiba membuat seisi kelas menatapnya termasuk dengan enam sahabatnya.
"Ngapain Lo gula aren?" Heran Rafael saat melihat Naren sedang mengobrak abrik tasnya sendiri.
"Berisik ketapel!" Balas Naren yang masih sibuk mencari sesuatu di dalam tasnya.
"Nah ini!"
Krik krik krik.
Naren masih dengan posisi yang sama, tangan kanannya mengangkat sebuah benda mini berwarna pink dengan hiasan dua kuping kelinci di atas baling baling nya, itu kipas portabel yang selalu Naren gunakan saat di markas.
"Stres" gumam Kenzo menatap Naren dengan tatapan malas.
"Lo mah, teu Ecreg" Ucap Daniel wakil ketua kelas menatap kipas Naren tanpa minat.
Seisi kelas termasuk sahabatnya langsung menatap ke depan tanpa minat menatap ke belakang lagi di mana Naren berada.
Naren yang melihat itu pun bingung lah? Kenapa?, Ia menatap Jovan yang masih menatapnya walau datar.
"Kipas sekecil itu?" Jovan menaikan satu alisnya.
"Mana kerasa buat sekelas ege!" Lanjut Kenzo membuat Naren cengengesan.
"Gue gak bilang ini buat sekelas" balas Naren.
"Serah lu lah gula aren" Arvin menyerah dengan sahabatnya yang satu ini.
"Siang anak anak!"
"Siang Bu!"
Seisi kelas langsung bungkam dan duduk rapih saat guru datang tetapi tidak dengan Kenzo, dia malah masih setia dengan gaya duduk nya seperti di awal, kaki menyilang tangan bersidekap dada dengan tatapan datar ke arah depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO
Teen Fiction[Ada baiknya folow akunku dulu bro;) ] Sebut saja Kenzo karna memang namanya Kenzo. Kenzo Alvariz Dhaneswara cowok berandalan suka balapan sekali gus ketua geng motor yang di segani oleh banyak orang. Lorenzo. Nama geng motor yang Kenzo pimpin, siap...