21. Jenguk zares

189 62 33
                                    

Kenzo baru saja sampai di rumah sakit, dia berlari ke arah ruangan Zares dapat dia lihat di sana sudah banyak yang berkumpul dia yakin mereka sahabat nya dan juga anggota nya yang lain.

"Kemana dulu si Lo?, hobi banget datang telat" Cibir Arel yang sedang bersandar pada dinding rumah sakit itu dengan wajah kusut.

Setelah bertemu dengan keynara, Kenzo memutuskan untuk pulang sebentar, niatnya akan mandi dulu tapi saat di tengah jalan, Jovan menelpon bahwa mereka semua sudah ada di rumah sakit, dan mereka hanya tinggal menunggu kedatangan Kenzo.

Saat itu juga Kenzo mendelik, kata Arel nanti sore tapi jam dua siang mereka sudah ada di sana, menyebalkan.

"Kata Lo sore ini jam setengah tiga bukan sore"

"Itu bentar lagi sore goblok" balas Arel bergumam.

Ceklek.

Pintu terbuka menampakkan seorang dokter laki laki yang bertugas untuk memeriksa Zares tadi.

"Gimana keadaan Zares dok?" Tanya Kenzo berdiri dari duduk nya di ikuti yang lain.

"Kondisi pasien telah membaik dari pada sebelum nya, lengan nya juga tidak terlalu parah jadi beberapa hari lagi pasien boleh bisa pulang," jawab dokter itu membuat mereka bernafas lega.

"Di sarankan pasien jangan dulu melakukan kegiatan yang berat berat sampai bisa kembali melukai lengan nya, selama 2 Minggu ya agar penyembuhannya tidak terlalu lama " lanjut dokter itu, Semua yang ada di sana mengangguk.

"Apa boleh kita masuk dok?" Tanya Rafael pada dokter itu.

"Boleh silahkan kalau begitu saya permisi dulu ya masih banyak pasien yang saya harus tangani" ujar dokter itu lalu pergi dari sana meninggalkan semua anggota Lorenzo.

"Lo semua abis kita ya," Ujar Naren mendapat acungan jempol dari mereka.

"Sip!"

•••••

Tujuh inti Lorenzo itu mulai memasuki ruangan Zares, ruangan itu lumayan luas tidak seperti ruangan biasanya.

Kenzo membayar semua biaya Zares saat di rumah sakit bahkan sekarang Zares di tempatkan di ruang VVIP oleh Kenzo, jelas ruangannya luas, ingat uang Kenzo bukan uang kas Lorenzo.

Kenzo bertanggung jawab atas semuanya Bagaimana pun Zares anggotanya dia sebagai ketua harus bisa bertanggung jawab untuk Anggota Lorenzo apalagi sampai seperti Zares, mana tidak ada satu pun keluarga yang datang menjenguk anak itu.

"Ken kalo gue sakit Lo harus kasih gue ruang kek begini ya, biar enak gitu" celetuk Arel menatap sekitar ruangan Zares dengan sorot mata berbinar.

Pltak

"Bocah prik malah ngarep sakit!" Arvin menjitak kepala Arel membuat sang empu meringis.

"Zaresss!" Rafael berlari mendekati Zares yang sedang terbaring, dengan legan yang di balut oleh perban membuat mereka meringis.

"Jangan teriak bego!" Ucap Naren menyikut perut Rafael saat sudah ada di samping cowok itu.

"Yayaya maaf maaf" ucapnya lalu menatap Zares yang sedang terbaring.

KENZOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang