01. MASAYU PUTRI PRANADIPA

51 26 12
                                    


     Sebuah botol air mineral bekas menggelinding, berhenti tepat di depan sepatu Converse milik seorang gadis. Tak jauh dari pandangannya, seorang lelaki jangkung bangkit dari tempat duduknya, sudah dapat dipastikan lelaki itulah pelaku pencemaran lingkungan itu.

"Woy, lo ya yang buang sampah sembarangan!"

Bugh!

Laki-laki itu berbalik arah, tangannya sibuk mengusap-usap kepalanya yang sakit karena dilempari botol air mineral.

"Bisa biasa aja. Gue juga paham kok," sanggahnya membela diri dari gadis berambut biru menyala itu.

"Paham apanya? Nyatanya lo buang sampah sembarangan," balas Ayu sembari memungut botol plastik yang tadi ia lemparkan.

"Lo adek tingkat gue kan? Berani-beraninya ya sama kating, gak punya sopan santun!" bentak Yuda tidak terima, nada bicaranya naik satu tingkat.

Jawaban sang senior membuat gadis itu menyunggingkan bibirnya tersenyum miring, matanya mengerling, bersiap melontarkan kata-kata.

"Masalah ginian mah gak usah bawa-bawa siapa yang paling lama di sini. Sok senioritas!" makinya dengan jari telunjuk mengacung menunjuk-nunjuk wajah lelaki itu.

"Asal lo tahu ya, adab lo tuh lebih jelek dari sifat gue yang suka buang sampah sembarangan!"

Gadis itu mematung di tempatnya, awalnya dia yang berniat menegur orang lain, tapi sekarang kenapa malah terbalik. Kenapa malah ia yang ditegur, seolah-olah dia yang melakukan kesalahan.

"Kenapa masih di sini Yud? Ayo ke kelas, udah mau telat," ajak Gibran, sang ketua BEM yang entah datang dari mana merangkul dan mengajak Yuda pergi. Memutuskan eye contact antara Ayu dan Yuda.

"Ubah tuh sikap buruk lo!" sarkas Yuda meninggalkan Ayu.

Ayu memicingkan matanya menatap kepergian Yuda. Amarah dalam hatinya bergejolak mendidih tak tertahankan.

"Ayu!" teriak seseorang menghampirinya.

"Ngapain bengong di sini? Ayo ke kelas!" ajak Nadhira, gadis cantik yang diketahui sebagai sahabatnya itu.

Ayu mengangkat bahunya acuh, "Gak ada. Udah ah ayo!" ajaknya sembari membuang sampah bekas kakak tingkatnya itu.

Dua sahabat karib itu menyusuri koridor dengan banyak pasang mata yang memerhatikan. Apa itu karena mereka mahasiswi yang berprestasi sehingga mendapat popularitas yang tinggi? Ataukah sebaliknya, mereka mahasiswi yang selalu membuat masalah dan keributan di mana pun mereka berada?

"Awas-awas ada mas, mas lewat," ucap seorang lelaki memulai kegaduhan.

"Cegil kampus kita baru dateng nih kayaknya."

"Mandi nih hari ini. Cantik banget soalnya."

Sama seperti biasanya, Ayu tidak menghiraukan ejekan orang-orang yang tertuju padanya. Dengan kata lain, ia tidak mau ambil pusing.

Brak!

Suara botol-botol plastik beradu dengan lantai terdengar nyaring.

"Aduh sorry gak sengaja, botolnya lompat sendiri dari tangan gue."

Seorang wanita dengan baju yang dipenuhi atribut BEM itu segera memunguti botol-botol yang sengaja ia lemparkan.

Ayu tahu, mereka sengaja mengolok-oloknya karena perbuatannya kepada Yuda tadi. Namun, ia memilih menghindar, memepet tembok meneruskan langkah kakinya.

Sebenarnya apa yang salah dengan yang ia perbuat? Ia hanya menegur orang yang buang sampah sembarangan, anak SD saja pasti sudah mengerti bahwa hal itu adalah perbuatan yang salah. Buang sampah sembarangan bukan hanya merusak pemandangan tetapi juga bisa menyebabkan bencana banjir.

KISAH KASIH MASAYU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang