Alarm warna biru muda itu berbunyi tepat pada pukul 06.00 pagi. Membangunkan seorang gadis yang terlelap nyenyak di dunia mimpi. Tubuhnya menggeliat ke sana ke mari meregangkan otot.
"Ayu kamu udah bangun?" teriak seorang wanita menghampirinya.
"Iya Bun, ini juga udah bangun." Gadis itu menjawab dengan suara kecil yang nyaris tak terdengar.
"Ya udah atuh sok sana mandi, Yah éta bantuan dulu." Kinanti bertitah pada Abimanyu, suaminya.
Abimanyu menurut dia membopong tubuh mungil anak gadisnya menuju kamar mandi, "Masuk kampus jam berapa Yu, Ayah anterin?"
"Ayu berangkat bareng Dikta Yah."
"Ya udah sana mandi cepet nanti telat."
"Yah," ucap Ayu mencekal lengan Abimanyu.
"Kenapa?"
"Ayu pengen warnain rambut boleh gak Yah?"
Dahi Abimanyu sedikit berkerut, pagi-pagi buta anaknya itu sudah mengajukan permintaan yang aneh-aneh, "Kok tiba-tiba Yu? Mimpi apa kamu semalem?"
Yang ditanyai hanya terkekeh, "Gak ada kok Yah, cuma pengen aja. Lagian kan warna rambut Ayu sekarang udah luntur, mau ganti," ucap Ayu mengungkapkan alasannya.
"Bun, ini Ayu mau ganti warna rambut katanya boleh enggak?"
Kinanti yang sedang sibuk menyiapkan pakaian untuk Ayu bergegas menghampiri, "Hah naon Yah, warna rambut?"
"Itu Ayu mau ganti warna rambut. Boleh enggak?"
"Kenapa mau ganti, udah we gini aja atuh! Mau ganti warna apa lagi kamu téh? Nanti rusak rambut kamu!"
"Warna yang ini udah luntur Bun," rengek Ayu memohon.
"Ah kata Bunda ge lebih bagus warna item weh rambut mah!"
"Tapi Bun, kalo udah diwarnain kan gak boleh dikasih warna item lagi. Boleh ya, please."
"Terserah kamu we ah, lieur pusing Bunda mah ngabandunganna ge," jawab Kinanti melengos pergi.
*Terserah kamu ah, pusing Bunda ngelayaninnya.
"Yah." Tak berhasil mendapat izin dari bundanya, Ayu merengek pada Abimanyu.
Abimanyu yang jelas-jelas sangat menyayangi Ayu, jelas tak bisa menolak, "Ya udah warnain aja, nanti biar Ayah yang ngomong sama Bunda."
Ayu bersorak kegirangan dia memeluk ayahnya dengan erat, "Makasih Yah, Ayu sayang Ayah."
Abimanyu mengelus-elus kepala Ayu, "Iya, udah sana mandi ah bau asem."
Gadis itu bersiap-siap pergi ke kampus dengan perasaan semangat dan bahagia, sudah lama dia tak pergi ke salon untuk mempercantik diri. Tak sabar rasanya menunggu sampai siang nanti tiba.
***
"Ayu!" teriak Dikta menghampiri Ayu yang sedang duduk santai di taman kampus bersama Nadhira.
"Hai!" sahutnya.
"Ayo katanya mau ke salon," ajak pria itu tanpa basa-basi terlebih dahulu.
"Buru-buru banget sih, ini gue dikacangin nih," sahut Nadhira yang sama sekali tak disapa oleh Dikta.
"Sorry Nadh, nanti telat soalnya."
Nadhira melengos, "Ya udah! Gue juga mau pergi kok, Bye! Btw, jangan keseringan berduaan entar yang ketiganya setan!" ketusnya meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KASIH MASAYU [ON GOING]
Любовные романы"So, we can be friend?" "Gue maunya kita pacaran. Orang tua gue kan udah terlanjur ngenal lo sebagai pacar gue." Kekonyolan yang Ayu ciptakan sendiri tak disangka mampu membawanya menemukan arti cinta yang sejati. Namun, seberapa sulitkah jalan yang...