12. HARI TERSIBUK

13 11 2
                                    

Drt!

Drt!

Matanya indah itu mengerjap-ngerjap, getaran benda pipih mengusiknya.

Drt!

"Aduh siapa sih, ganggu aja orang lagi tidur juga," racaunya mengambil Handphone, menyambungkan panggilan tanpa melihat siapa yang menelpon.

"Ayu ai kamu kamana waé karék ngangkat?"

*Kamu tuh kemana aja sih Yu, kok baru angkat telepon?

"Maaf Bun, Ayu tadi di toilet," jawab Ayu masih berbaring di ranjang.

"Kamu hari ini ada di kostan jam berapa, Bunda sama Ayah mau ke sana? Mau di bawain apa?"

"Hah!" Terlonjak kaget, Ayu seketika terbangun kesadarannya terisi penuh.

"Eh iya, ai kamu teh ada di kosan teu, Bunda mau ke sana?" Kinanti yang mulai kehabisan kesabaran berbicara setengah membentak.

"Iya Bun, iya ada."

"Iya udah atuh Bunda sekarang kesana. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Mata Ayu menyapu sekeliling kamarnya, apek, kotor, berantakan dan sangat kacau. Ini bencana besar. Orang tuanya bisa pingsan melihat kamarnya ini. Saat itu juga dia meloncat turun dari ranjang, mengangkut pakaian kotornya ke dalam keranjang cucian, membuka gorden yang masih tertutup, dan melipat selimut. Jam dinding menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

"Oke. Gue ada waktu setengah jam." Jarak dari rumah ke kosannya sekitar 10 kilometer yang jika di tempuh menggunakan mobil bisa membutuhkan waktu setengah jam.

Dia mengikat rambut sebahunya sebelum akhirnya mengambil sapu, dan mulai membersihkan kamar. Dengan lincah dan cekatan dia bergerak ke sana kemari, menghilangkan debu yang menempel di setiap sudut ruangan.

Dalam waktu sekejap, kamarnya yang semula seperti kapal pecah kini rapih, bersih dan wangi. Barang-barangnya yang semula tak tersimpan rapi pada tempatnya kini terpajang apik bak barang-barang antik di museum.

"Wih keren, mantep!" batin gadis itu mengelap keringat. Bajunya basah dan bau membuatnya teringat dengan sesuatu, "astaga cucian gue."

Baju-baju kotornya masih penuh sesak berjejalan memenuhi keranjang, dia lupa memasukan bajunya ke mesin cuci.

Ayu berlari hendak mencuci semua pakaiannya, "Tapi gak bakal bisa ini sih," gumamnya melihat jam dinding menunjukan pukul 08.50.

Seharusnya orang tuanya akan datang sebentar lagi. Ayu bahkan belum mandi, apa yang harus dia lakukan sekarang? Mencuci pakaian? Ataukah mandi terlebih dahulu?

Pantulan penampilannya di cermin membuat gadis itu terkejut seketika, "Oh my god!" pekiknya.

Rupanya ada saja hal yang dia lupakan, pakaian-pakaian tomboynya jelas belum dia sembunyikan. Tak ada pilihan lain, dia bergegas lari ke kamar Nadhira membawa pakaiannya.

"Nadh!"

"Nadhira!" teriaknya menggedor pintu.

"Masuk aja Yu, gue lagi mager," jawab Nadhira dari dalam kamar.

Ayu masuk dan melemparkan pakaiannya di ranjang Nadhira, "Nadh orang tua gue mau dateng." Dada gadis itu naik turun, deru nafasnya kencang terengah-engah.

"Sekarang?" tanya Nadhira terperangah bangkit dari duduknya.

"Iya!"

"Iya udah ayo ngapain di sini, buruan! Beresin kamar lo!"

KISAH KASIH MASAYU [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang