06.Markas Dacrex

110 70 16
                                    

"Rasanya di sayang orang tua itu kayak gimana? kalian sering rasain? kasih tau gue"

-Sahira Putri Adarafaya-

˚ʚ♡ɞ˚
-
-
-

Saat ini adalah hari minggu, dimana semua orang beristirahat, sementara Sahira sedang bersantai di depan rumah, sambil membaca novel sembari menikmati angin sore yang berhembus lembut menerpa wajahnya. Ditemani secangkir teh hangat. Sedangkan Raden sedang sibuk membersihkan akuarium ikan arwanannya si Petrus.

Sahira melihat sesuatu di belakang Raden beberapa langkah dari tubuh Raden, Sahira mendapatkan ide yang cemerlang.

"WOI BANG" teriak Sahira, membuar Raden yang sedang membersihkan akuariumnya mau tak mau melihat kearah adiknya.

"Apa?"

"Coba lo berdiri deh" dengan polosnya Raden menuruti apa yang diucapkan adiknya, membuat Sahira menahan gelak tawannya.

"Nah sekarang lo mundur tiga langkah tanpa ngeliat ke arah belakang"

"Emang ada apa sih?"

"Mundur aja"

"Dari kemaren juga gue udah mundur kali dek, buat deketin bunga"

"Jaman galau bang? mundur cepet"

Raden melangkah kebelakang kakinya yang tidak menggunakan alas, sesuai dengan instruksi Sahira, pada langkah terakhir Raden merasakan sensasi dingin dan bau yang sangat ia kenal, dia memejamkan matannya untuk mengatur emosi nya, saat tidak melihat keberadaan Sahira.

"HIRA LO KURANG AJAR SAMA ABANG SENDIRI" teriak Raden, sementara sang pelaku tertawa melihatnya.

"Bau banget gila, ni ayam makan apa dah" kesal Raden, sialnya dia menginjak kotoran ayam kesayangann milik tetangganya yang sialnya terkenal dengan kotoran nya yang bau.

"Woi Galih jaga ayam lo yg bener, jangan di lepasin bego, berak di rumah gue nih" Ucap Raden kesal kepada tetangganya tersebut yang tengah mencari ayam kesayangannya.

Sementara cowo dengan kacamata berbentuk kotak tersebut menahan rasa takutnya saat mendengar suara Raden.

"Iya m-maaf" ucapnya dan melanjutkan niat nya untuk mencari ayam kesayangannya.

Sedangkan Raden mendengus kesal saat matanya tak sengaja menatap ke arah kamar Sahira. Tampak Sahira yang masih menertawakannya diatas sana. Saat Raden sedang mencuci Kakinya, terdengar suara motor yang sangat Familiar ditelinganya.

Terlihat seorang laki-laki jangkung memakai helm full face nya, dibalut jaket kebangaanya, dengan tampilan acak-acak an, serta luka gores yang terdapat dibagian pelipisnya, sedang duduk anteng diatas motor ninja berwarna full black kesayangannya.

"Hai bro" sapa Raden dengan melakukan tos ala pria.

"Hm" cuek Kafhi, ya! laki-laki tadi adalah Kafhi.

"Sahira" ucap Kafhi.

"Jangan pernah kelewat batas" peringat Raden, dirinya sudah mengetahui tentang perjanjian yang dilakukan oleh Kafhi dan adiknya.

HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang