15.Menjauh

133 29 5
                                    

" Tidak ada yang bisa dipercaya selain tuhan"

-Sahira Putri Adarafaya-

-
-
-

Sahira sedang bersiap untuk bertemu dengan Kafhi, menggunakan celana training, dengan balutan sweeter putih berkarakter spiderman. Rambut yang dibiarkan terurai begitu saja membuat pesona Sahira kian hari semakin bertambah.

"WOI PECANDU PERMEN" terdengar teriakan Raden dari arah luar kamar, membuat Sahira segera membuka pintu terburu-buru.

"APA" sewot Sahira.

"Lo udah cakep kaya gini mau kemana?"

"Mau ke pasar"

Raden mengerenyit heran, untuk apa adiknya repot-repot pergi ke pasar?

"Ngapain? oh! lo mau ngamen?

"Bajingan, gue mau jual si petrus noh"

Ctakk..

Raden menyentil bibir Sahira, membuat sang empu meringis kesakitan, sentilanya bukan main-main!

"ADUH APAANSI"

"Gausah ngumpat"

"Dih kaya ga pernah aja"

"Gue anak alim"

"Iya alim, alim banget buset sampe satu dunia aja gaaada yang percaya  AHAHAHHAHAHA" sebelum Sahira berhasil melarikan diri, Raden lebih dulu mengacak rambut Sahura yang sudah sengaja ditata rapi oleh Sahira, lalu segera berlari menuju lantai bawah.

"ABANG GUE JUAL BENERAN SI PETRUS" kesal Sahira.

"AHAHAHHAHAH" tawa Raden menggema diseluruh penjuru rumah.

Setelah merapihkan sedikit rambutnya Sahira berjalan ke lantai bawah untuk msnunggu Kafhi yang katanya ingin menjemputnya. Terlihat suasana rumah yang tampak sepi.

"Bang mamah sama papah kemana?"

"Ke acara kantor" jawab Raden sembari asik menonton siaran Tv yang ada didepanya.

"Kok lo ga ikut?"

"Males"

"Ah yang bener nanti adik perempuan lo nangis hiks hiks lagi gara-gara ga dianggep sama lo" ucap Sahira dengan menirukan gaya menangis Adel, apabila ucapanya tidak pernah di gubris oleh Raden.

"Ga peduli"

tin..

Sahira menerka itu adalah suara motor Kafhi, dirinya cukup mengenal suara motor laki-laki tersebut. Sementara Raden yang sudah sangat mengenal suara motor tersebut mengangkat kepalanya untuk menatap Sahira, seolah-olah bertanya 'Ngapain Kafhi kesini?'

Sahira mengangkat kedua bahunya acuh "Biasa"

"Sebelum maghrib udah ada dirumah"

"Tap-"

"Atau ga keluar sama sekali"

"IYA IYAAAAAAAAA" teriak Sahira kesal lalu melangkahkan kakinya menuju keluar.

HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang