04.Permen sikil

123 75 16
                                    

"Jika semua anak memiliki kenangan yang manis dimasa kecil. Lantas kenapa aku tidak mendapatkannya?"

-Sahira Putri Adarafaya-

˚ʚ♡ɞ˚
-
-
-

Baru saja Sahira sampai dirumah, dirinnya sudah ditarik kedalam dengan sang mamah yang sudah menarik rambutnya kencang. Sementara Raden bilang padannya bahwa dia akan melakukan latihan basket, saat menurunkan Sahira didepan komplek.

"KAMU INI GATAU DIRI SAYA DAN SUAMI SAYA SUDAH SERING BILANG JANGAN NEBENG SAMA RADEN"

"KAMU GABISA MANDIRI?"

"ANAK PEMBAWA SIAL" bentak Yasmin semakin mengeratkan cengkramannya pada helaian rambut Sahira.

"Sssh" Sahira mendesis pelan saat merasakan sakit dan perih bersamaan ketika tangan Yasmin menarik rambutnya semakin kencang.

Dafa yang melihat hal tsrsebut menghampiri keduannya, secercah Sahira memiliki harapan 'papah tolong sahira' batinnya.

Plak..

Pupus sudah harapan Sahira, bukannya menolong, Dafa malah memberikan tamparan yang begitu keras yang menyebabkan sudut bibir Sahira terluka dan mengeluarkan darah, Sahira menikmati sensasi panas yang menjalar di pipinya, dia hannya pasrah, dia tidak ingin melawan kedua orang tuannya.
Air matannya jatuh tanpa permisi dari mata cantiknya.

"Bisa nya cuman nangis" setelah itu Dafa pergi meninggalkan Sahira yang masih setia dengan tarikan Yasmin pada rambutnya, tanpa rasa kasihan sedikit pun.

Yasmin melepas tarikannya pada rambut Sahira, lalu arah pandanganya terjatuh pada paper bag yang sedang di genggam erat oleh Sahira, lalu dia merebutnya secara paksa membuat Sahira terkejut atas tindakan Yasmin.

"MAH JANGAN" ucap refleks Sahira meninggikan nada bicarannya, pasalnya paper bag tersebut berisi baju seragam Kafhi yang akan ia cuci dengan imbalan 5 bungkus permen kaki.

Plak..

"Sudah berani kamu hah? menaikan nada bicara mu kepada saya?"

"M-maaf" cicit Sahira, sekarang dia hannya bisa pasrah dengan apa yang akan dilakukan mamanya, mungkin sekarang dia akan lebih berurusan dengan Kafhi laki-laki paling menyebalkan.

Yasmin menginjak-nginjak paper bag tersebut membuat seragam yang ada di dalamnya sangat kotor dan sudah tidak layak di pakai.

Setelah selesai menginjak-nginjak paper bag tersebut Yasmin kembali menarik rambut Sahira dengan cepat Yasmin membenturkan kepala Sahira tepat pada tembok yang berada di belakang gadis tersebut.

Sahira merasakan sensasi yang sangat pusing, kepalannya berdenyut kencang.

"Nenek,kakek Sahira cape" ucap Sahira sebelum tidak sadarkan diri dan semuannya menjadi gelap. Terlihat jelas darah yang mengalir deras di hidungnya.

Raden yang baru saja pulang terkejut dengan keadaan Sahira yang sangat jauh dari kata baik, nafasnya memburu dia sangat benci dengan keadaan keluargannya.

Bughh..

Raden memukul tembok yang ada dihadapannya dengan keras sehingga menyebabkan tangannya lecet dan darah segar mulai berceceran keluar.
Raden segera membopong tubuh kecil adiknya lalu membawanya ke kamarnya yang berada dilantai dua dan menyuruh Bi Retno untuk mengganti pakaian adiknya.

HOME?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang